Dalam pengakuannya, Jusuf Hamka merasa apa yang dilakukan oleh bank syariah swasta tersebut lebih kejam dibandingkan bank konvensional.
Ia juga menuturkan bahwa sistem bagi hasil di bank syariah swasta tersebut seperti halnya lintah darat. Bila untung maka dibagi dua, sedangkan bila rungi ditanggung sendiri.
Menurutnya, sikap bank yang semacam itu berbahaya terutama karena terdapat embel-embel syariah. Untuk itu, ia khawatir akan banyak masyarakat muslim yang menjadi korban dari perilaku semacam itu.
“Saya khawatir saudara-saudara kita yang muslim sedemikian taat yang dikatakan bank syariah ini bank bagi hasil, sebenarnya bukan bagi hasil. Dia lebih kejam, lebih lintah darat dari bank konvensional,” ungkap Jusuf Hamka.
Namun, dibalik kontroversialnya kejadian bank syariah tersebut. Rupanya banyak masyarakat yang bertanya-tanya terhadap total kekayaan keluarga Jusuf Hamka.
Jusuf Hamka sendiri adalah seorang Taipan kelahiran Desember 1957. Jusuf Hamka diketahui baru memeluk Islam pada tahun 1981 setelah menjadi anak ideologis dari sastrawan terkemuka Indonesia, Buya Hamka.
Nama Jusuf Hamka sebelumnya yakni Alun Josep, dikatakan pula Jusuf Hamka adalah orang yang tidak suka dengan sistem formalitas.