KARMA INSTAN! Kerugian Israel Diprediksi Rp830 Triliun, Biaya Serangan ke Gaza Ambrukkan Ekonomi Negeri Yahudi

- 28 November 2023, 08:55 WIB
Lembaga pemeringkat ekonomi Moody's menilai ekonomi Israel bakal hancur akibat perang dengan kelompok militan Palestina Hamas
Lembaga pemeringkat ekonomi Moody's menilai ekonomi Israel bakal hancur akibat perang dengan kelompok militan Palestina Hamas /Tangkapan layar situs middleeastyee/

INDOTRENDS.ID - Bak karma instan! Kerugian Israel Diprediksi Rp830 Triliun, Biaya Serangan ke Gaza Ambrukkan Ekonomi Negeri Yahudi .

Perdana Menteri Benyamin Netanyahu secara politik juga terancam karena kemunduran perekonomian sebagai dampak perang bisa menyulut demonstrasi kekecewaan.

Prediksi kemerosotan ekonomi Israel disampaikan lewat riset dari Lembaga pemeringkat ekonomi Moody's yang menilai ekonomi Israel bakal hancur akibat perang dengan kelompok militan Palestina Hamas. Menurutnya Israel diperkirakan mengalami kerugian sekitar $269 juta (Rp4,1 triliun) per hari.

Moody's melaporkan berdasarkan perkiraan Kementerian Keuangan Israel. Hal tersebut dapat memberikan pukulan yang lebih besar terhadap perekonomian negara tersebut dibandingkan konflik-konflik sebelumnya.

Lembaga pemeringkat ekonomi Moody's menilai ekonomi Israel bakal hancur akibat perang dengan kelompok militan Palestina Hamas.
Lembaga pemeringkat ekonomi Moody's menilai ekonomi Israel bakal hancur akibat perang dengan kelompok militan Palestina Hamas.

Kerugian keseluruhan dari perang ini bisa mencapai 200 miliar shekel ($53,5 miliar) atau Rp830 triliun, hampir 10% dari PDB, sehingga mengancam masa depan ekonomi Israel, menurut laporan Moody’s minggu ini, mengutip data dari Institute for National Security Studies (INSS).

“Tingkat keparahan kerusakan ekonomi akan bergantung – pada tingkat yang penting – pada lamanya konflik militer tetapi juga pada prospek jangka panjang situasi keamanan dalam negeri Israel,” kata Wakil Presiden Senior Moody’s, Kathrin Muehlbronner.

Bagi Israel, sebagian besar guncangan ekonomi akan datang dari berkurangnya investasi, gangguan pada pasar tenaga kerja, dan melambatnya pertumbuhan produktivitas, demikian peringatan para ekonom.

“Meskipun ketidakpastian masih sangat tinggi, kami yakin dampaknya terhadap perekonomian bisa lebih parah dibandingkan konflik dan kekerasan militer sebelumnya,” tambah Muehlbronner dikutip dari RT, Senin, 27 November 2023.

Halaman:

Editor: Dian Toro

Sumber: Isu Bogor


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x