TERJAWAB! Penyebab Al Malikah, Mantan Pelacur Bani Israil Gagal Bersuami Pria Saleh, Mati Masuk Surga

- 8 Februari 2023, 13:48 WIB
Ilustrasi -  Terjawab, alasan Al Malikah, kisah wanita mantan pelacur Bani Israil ditakdirkan masuk surga, malah lahir 7 keturunan nabi dari rahimnya.
Ilustrasi - Terjawab, alasan Al Malikah, kisah wanita mantan pelacur Bani Israil ditakdirkan masuk surga, malah lahir 7 keturunan nabi dari rahimnya. /Portal Bandung Timur/hp siswanti/

INDOTRENDS.ID - Terjawab, alasan Al Malikah, kisah wanita mantan pelacur Bani Israil ditakdirkan masuk surga, malah lahir 7 keturunan nabi dari rahimnya. 

Al kisah, di suatu massa, hidup seoarang wanita bernama Al-Malikah. Ia adalah wanita tuna susila keturunan Bani Israil yang pernah menoreh sejarah kelam tentang dunia asusila.

Al-Malikah pada awalnya dikenal di negerinya sebagai pelacur papan atas dengan bayaran yang sangat mahal dengan pelanggan pria pria tajir kelas kakap.

Pesona kecantikannya memang jadi buah bibir sampai banyak pemuda yang menyukainya hingga mabuk kepayang padanya.

Tak terkecuali seorang pemuda bernama Abid yang aslinya pemuda miskin yang taat ibadah.

Ketenaran paras cantik Al-Malikah di seantero negeri rupanya telah menggoda keimanan sang pemuda untuk mencoba menikmati kecantikan Al-Malikah dan pesona keseksian tubuhnya.

Tapi sayang untuk bisa bertemu Al-Malikah, Abid harus merogoh kocek sebesar 100 dinar yan tentu amat berat buatnya.

Lantaran beratnya uang bayaran itu, Abid harus bekerja sekuat tenaga untuk mengumpulkan uang demi bisa membooking Al Malikah.

Semata karena ingin bertemu dengan 'pujaan' hatinya. Dan setelah uang terkumpul, datanglah Abid menemui Al-Malikah untuk mengutarakan keinginan membara.

Tak disangka sesuatu yang mengejutkan terjadi. Tatkala Abid telah berada di hadapan Al-Malikah, tiba-tiba tubuhnya menjadi gemetaran tak karuan entah apa sebabnya.

Cucuran Keringat mengalir deras dari sekujur tubuhnya. Dan entah mengapa sang pemuda justru ingin lari dari tempat itu.

Tentu Al-Malikah merasa keheranan dengan tingkah Abid yang mendadak berubah.

Saat Al-Malikah sudah berada di depannya, Abid justru teringat akan Rabb-nya. "Aku takut kepada Allah, bagaimana aku mempertanggungjawabkan perbuatan maksiatku nanti," curhat Abid.

Bunyi kalimat ucapan Abid yang spontan malah membuat Al-Malikah syok.

Lalu entah bagaimana, ucapan Abid seakan menjadi wasilah yang memberi kesadaran kepada Al-Malikah. Dan di luar dugaan, hati Al-Malikah tersentuh oleh ucapan Abid yang polos itu sehingga ia pun ikut bertobat nasuha.

Abid seketika menjauh meninggalkan Al-Malikah. tak diduga, belum jauh Abid meninggalkan tempat itu, Al-Malikah mengejar dan menghentikan langkah Abid. Al-Malikah mencegah Abid pergi menjauh.

Bukan untuk memaksa Abid berzina, yang dilakukan Al-Malikah justru meminta Abid menikahinya dan menjadikannya istri. Wanita cantik itu tiba-tiba menangis di depan Abid, sambil memohon-mohon.

Karuan saja kini giliran tingkah Al-Malikah yang membuat heran Abid. Dan dengan nada mengancam, Al-Malikah tidak akan melepaskan langkah Abid sebelum pemuda itu benar-benar berjanji menikahinya.

Sayang usaha Al-Malikah sia-sia karena Abid berhasil lari melepaskan diri dari halangannya, menjauh hingga menghilang dari pandangan Al-Malikah.

Keteguhan iman sang pemuda rupanya telah menawan hati Al-Malikah. Kata-kata keimanan yang keluar dari mulut Abid benar-benar telah membuka hati, mata dan pikiran sang wanita. Usai pertemuan yang awalnya untuk bertransaksi maksiat kepada Allah itu, Al-Malikah bertekad untuk memperbaiki diri dan segera keluar 'lembah hitam' pekerjaannya. Tujuannya satu, menyempurnakan benih iman yang mulai tumbuh karena disiram ucapan sang pemuda. Dia pun mencari sang pemuda hingga ke pelosok.

Bertahun-tahun Al-Malikah berjalan keluar masuk kampung hanya untuk mencari sosok pemuda teguh iman yang pernah ditemuinya itu. Namun usaha yang dilakukan Al-Malikah kandas. Abid mengetahui jika sang wanita pelacur mencari-cari dirinya. Karena ketakutannya kepada Allah, maka Abid selalu menghindar dan bersembunyi. Karena ketakutannya yang luar biasa kepada Tuhannya itu, hingga membuat Abid pingsan lalu meninggal.

Kabar meninggalnya Abid ini rupanya sampai juga ke telinga Al-Malikah. Tentu saja kabar itu membuat Al-Malikah syok dan bersedih. Usahanya untuk dapat bersuamikan lelaki saleh harus kandas, sementara benih iman di hatinya baru saja tumbuh.

Al-Malikah lalu bergegas ke rumah tempat disemayamkannya Abid untuk bertakziyah. Tekadnya sudah bulat, memperbaiki diri dan keimanannya. Karena tekadnya itu, Al-Malikah lalu berniat menikahi saudara Abid.

Dalam pandangannya, jika ucapan dan perilaku Abid dapat mempengaruhi dirinya, apalagi terhadap saudaranya yang lebih dekat itu. Pastilah, menurut Al-Malikah, saudara Abid juga memiliki keteguhan iman yang tak kalah kokohnya dengan Abid.

Ternyata saudara Abid menerima permintaan dari sang wanita paras cantik ini. Keduanya pun menikah, meskipun sebenarnya Al-Malikah tahu jika baik Abid maupun saudaranya adalah pemuda miskin.

Bagi Al-Malikah yang sudah bertekad kuat, hal itu bukan penghalang. Iman di hati yang telah disiram Abid kini menjadi kekayaannya yang baru. Karena kekayan iman baginya lebih besar dari sekadar kekayaan duniawi.

Al-Malikah lalu hidup berbahagia dengan lelaki saleh, saudara Abid. Dikabarkan, Al-Malikah menjadi salah satu perempuan bani Israil calon penghuni surga.

***

Editor: Dian Toro


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x