Prof Wiku Adisasmito selaku Juru Bicara Satgas Covid-19 mengatakan hingga 26 persen desa dan kecamatan di Indonesia memiliki kepatuhan yang rendah dalam hal penggunaan masker selama seminggu terakhir.
“Relaksasi disalahartikan sebagai keadaan aman sehingga protokol kesehatan dilupakan,” kata Prof Wiku Adisasmito, sebagaimana dikutip IndoTrends.ID dalam artikel Dua Provinsi Ini Disebut Paling ‘Bandel’ Soal Protokol Kesehatan Sampai Kena Singgung oleh Satgas Covid-19 yang melansir dari YouTube Sekretariat Presiden.
Terkait social distancing, 28 persen desa dan kelurahan juga memiliki kepatuhan yang rendah.
Khusus di wilayah Jawa-Bali, Prof Wiku Adisasmito menyebut Banten dan DKI Jakarta sebagai daerah yang paling tidak patuh.
“Desa/kelurahan yang tidak patuh pakai masker paling banyak terdapat di Banten sebesar 28,57 persen. Sedangkan untuk desa kelurahan yang tidak patuh menjaga jarak, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kelurahan paling banyak yaitu 48,26 persen, atau hampir setengah kelurahan di DKI Jakarta masyarakatnya tidak patuh dalam menjaga jarak,” tutur Prof Wiku Adisasmito.
Pengawasan dan tindakan yang ketat penting untuk menjaga kepatuhan, menurut Prof Wiku Adisasmito.
Untuk bidang kepatuhan rendah, beberapa pertimbangan diperlukan sebelum relaksasi, termasuk keterlibatan semua pihak.*** (Aliefia Rizky Nanda Herita/Kabar Besuki)