INDOTRENDS.ID - Pemerintah dan masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan jangan abai, karena puncak prediksi akan terjadi di akhir Februari sampai pertengahan Maret.
Tingginya kasus aktif Covid-19 di Indonesia dalam beberapa pekan terakhir patut diwaspadai. Kemunculan virus corona jenis baru Omicron yang memiliki daya tular lebih cepat dari varian-varian sebelumnya membuktikan bahwa pandemi belum akan segera berakhir.
Meski tidak seganas varian delta, tetap saja varian jenis baru ini dapat memberikan risiko pada mereka yang rentan, manula, lansia, anak-anak, pasien dengan komorbid dan mereka yang tidak mendapatkan vaksin karena alasan kesehatan.
Dilansir IndoTrends.id dari laman ugm.ac.id, Ketua Pokja Genetik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Gunadi, Sp.BA., Ph.D., meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap varian Omicron ini karena transmisinya sangat cepat.
Kecepatan penularan ini dibuktikan varian Omicron akan mereplace (mengganti) varian Delta hampir di semua negara, termasuk Indonesia.
“Tetap waspada tetapi jangan berlebihan. Ini harus menjadi perhatian karena ada kemungkinan ia akan mereinfeksi terhadap mereka yang sudah vaksin full dosis, apalagi mereka yang rentan, lansia, manula, anak-anak dan mereka yang tidak vaksin," katanya.
Menurut dr. Gunadi, kecepatan penularan varian Omicron 5 kali lebih menular dibanding varian Delta. Padahal, banyak pihak tahu bila varian Delta memiliki penularan lebih cepat dibanding varian Alpha dan varian-varian sebelumnya.
Selain itu, varian omicron memiliki kemampuan mereinfeksi pada pasien-pasien yang sudah divaksin maupun pasien-pasien penyintas. Hal-hal itulah yang kemudian patut diwaspadai dan menjadi faktor utama varian omicron menguasai lebih cepat penyebarannya di Indonesia.