10 Ajaran, Petuah dan Nasihat Terkandung di Primbon Jawa Termasuk Saat Tepat Tanam Padi, Melaut Hingga Menikah

27 Juli 2023, 21:37 WIB
Ilustrasi - 10 nilai ajaran terkandung dalam Primbon Jawa, termasuk kapan saat tepat menikah, waktu bertanam padi dan saat tepat nelayan melaut /Pixabay/HoangTuan_photography

INDOTRENDS.ID - Primbon Jawa itu memuat ajaran, petuah dan nasihat tentang apa saja? Simak 10 nilai ajaran terkandung dalam Primbon Jawa, termasuk kapan saat tepat menikah, waktu bertanam padi dan saat tepat nelayan melaut mencari ikan.

Suwardi Endraswara menjelaskan pembagian primbon menjadi 10 macam ajaran. Kesepuluh ajaran tersebut adalah pranata mangsa, petungan, pawukon, pengobatan, wirid, aji-aji, kidung, ramalan, tata cata slametan, donga, dan ngalamat atau sasmita gaib.

Berikut uraian singkat mengenai kesebelas ajaran tersebut.

1. Pranata mangsa adalah acara membaca alam semesta. Ajaran kini kerap dipakai oleh masyarakat pedesaan yang berprofesi petani dan nelayan untuk melakukan perhitungan waktu tandur atau menanam padi dan melaut.

Petungan merupakan hitung-hitungan neptu atau nilai numerik yang biasa untuk mencocok-cocokkan sesuatu seperti menentukan jodoh yang tepat bagi seseorang berdasarkan hitungan nama sesuai abjad Jawa yang dibagi tujuh.

2. Pawukon merupakan perhitungan waktu baik itu hari pasaran, bulan, maupun tahun. Pawukon sebenarnya tidak berbeda dengan metode hitungan astrologi lainnya di mana hari kelahiran seseorang dibagi berdasarkan tanggal dan tahun kelahiran.

3. Pengobatan, adapun yang dimaksud dalam hal ini adalah pengobatan tradisional yang digunakan untuk menangani suatu penyakit tertentu. Salah satu contoh primbon pengobatan tercantum dalam Primbon Mangkuprajan berupa mantra untuk mengobati sakit gigi. Untuk menggumakannya, mantra itu ditulis pada kertas untuk kemudian dibakar dan abunya diusapkan ke gigi yang sakit.

10 nilai ajaran terkandung dalam Primbon Jawa, termasuk kapan saat tepat menikah, waktu bertanam padi dan saat tepat nelayan melaut. Freepik.com/wirestock

4. Wirid yang biasanya berupa sastra wedha merupakan pesan-pesan, sugesti, atau larangan yang dianggap perlu untuk diikuti demi terciptanya keharmonisan antara manusia, alam, semesta, dan tuhan selaku sang pencipta.

5. Aji-aji mencerminkan sisi supranatural dalam kehidupan orang Jawa. Dipercaya bahwa kekuatan supranatural yang luar biasa terkandung dalam suatu mantra apabila itu benar-benar diyakini.

6. Kidung adalah syair-syair. Isinya biasanya berisi wejangan-wejangan atau sejenisnya. Ramalan atau jangka sebenarnya tidak berbeda jauh dengan petungan. Perbedaannya adalah ramalan memiliki lingkup yang lebih luas.

7. Ramalan tidak hanya mengurusi masalah individu seperti jodoh namun juga masyarakat, contohnya adalah Jangka Jayabaya.

8. Tata cara slametan berisi panduan mengenai pelaksanaan ritual orang Jawa dengan berbagai tujuan di dalamnya, contohnya pengungkapan rasa syukur dan penolakan bala.

9. Donga atau mantra masih serupa dengan wirid dan aji-aji. Namun dalam donga terdapat penggunaan ayat-ayat Al-quran yang ejaannya dijawakan.

10. Ngalamat atau Sasmita Gaib biasanya adalah fenomena aneh di alam semesta yang dianggap sebagai keganjilan. Fenomena itu kemudian diartikan sebagai pertanda atas sesuatu.

***

Editor: Arumi Razeta

Sumber: Wikipedia

Tags

Terkini

Terpopuler