40 Kutipan Penuh Semangat dari Najwa Shihab, Kamu yang Pesimis Bisa Mendadak Berubah Optimis Tatap Masa depan!

14 Oktober 2023, 12:01 WIB
Inilah beberapa kata-kata bijak dari Najwa Shihab penuh motivasi dan inspirasi yang cocok untuk berbagai kalangan /Intagram Najwa Shihab/

INDOTRENDS.ID - Inilah 40 kutipan atau quote penuh semangat dari Najwa Shihab, kamu yang pesimis dan tak percaya diri bisa mendadak berubah optimis menatap masa depan yang cerah! Seperti apa kumpulan 40 kutipan penuh motivasi ala Najwa Shihab? 

1. "Pemuda tak sempat jadi anak manis melihat kepongahan terasa begitu sinis."

2. "Jabatan menjadi berhala, ketika penguasa lebih sayang dukunnya."

3. "Bagaimana anak muda bisa diam ketika aparat justru miskin teladan."

4. "Jangan bermain sama nasib kamu sendiri, lakukan totalitas bahkan ketika itu adalah hal pertama yang akan kamu lakukan."

5. "Soal kalah menang jangan Anda bilang sekarang, kita berjuang dulu."

6. "Kita lebih kuat dari apa yang kita bayangkan."

7. "Jika pemimpin tidak harmonis, rakyat juga yang akan teriris."

8. "Jika sejarah menjadi guru kebijaksanaan, tokoh sejarahlah yang mengkongkritkan keteladanan."

9. "Disiplin ilmu hanyalah modal pertama, ijazah cuma selembar kertas di atas meja."

10. "Saat ketidakadilan merajalela, keberanian menjadi berkah bagi semesta."

11. "Pemuda masa silam menggelorakan kehendak bersatu, hari ini rayakanlah Indonesia tanpa ragu."

12. "Yang menjadi pena adalah kebaikan, yang menjadi tinta adalah kemanusiaan."

13. "Banyak anak muda yang tumbang karena korupsi, mereka lupakan visi dan hanyut pada nikmat duniawi."

14. "Zona nyaman selalu menghadirkan ketenangan, tak semua siap menghadapi guncangan."

15. "Kepemimpinan yang gigih bekerja, niscaya hasilkan perubahan yang kasat mata. Mengentaskan persoalan dengan nyata, bukan sekadar bumbu retorika."

16. "Usia muda adalah modal agar tangan terus terkepal, untuk arungi medan politik yang terjal."

17. "Ambisi politik tentu wajar saja, selama pandai menginsyafi batasan etika."

18. "Apa gunanya sekolah tinggi-tinggi, jika hanya perkaya diri sendiri dan family?"

19. "Saat kekuasaan mulai berkoalisi, masih adakah kehendak rakyat & ideologi dihargai."

20. "Membangun karya dalam sunyi, dengan ikhlas karena cinta pada negeri."

21. "Saat pragmatisme menjadi sobat kekuasaan, idealisme yang akan menyemai perlawanan."

22. "Apa arti ijazah yang bertumpuk, jika kepedulian dan kepekaan tidak ikut dipupuk?"

23. "Tiap orang bisa punya mimpi, tapi tak semua bisa bangkitkan semangat tinggi."

24. "Pemimpin tak lahir karena ijazah, tapi oleh kerja keras dan kepedulian yang terus diasah."

25. "Inilah pengajaran yang memanusiakan manusia, bukan pendidikan yang mengkerdilkan siswa."

26. "Ambisi politik tentu wajar saja, selama pandai menginsyafi batasan etika."

27. "Nyawa manusia bukan tragedi tontotan dan statistik belaka, ya, lebih baik tidak berangkat terbang daripada tidak pernah tiba."

28. "Di pundak pemimpin yang bebas korupsi, di situlah masa depan negeri."

29. "Pejabat publik tutup mata, uang haram tak lagi berdosa. Sekeras itu hukum dibuat, sepandai itu pula praktek muslihat."

30. "Hukum yang dibiayai transaksi suap, membuat wajah peradilan begitu gelap."

31. "Timur adalah kita yang terjaga lebih dulu, timur adalah Indonesia yang tak sabar menunggu."

32. "Aroma rempah yang mengundang kolonialisme, derita panjang yang berujung nasionalisme."

33. "Banyak kasus terpendam, berakhir pada si kambing hitam. Sedang para pelaku utama, tetap nyaman di singgasana."

34. "Bagaimana rakyat bisa percaya hukum, jika sang penegak yang justru melanggar hukum."

35. "Relawan ada di barisan terdepan, jika kepentingan rakyat menjadi tujuan."

36. "Ketamakan & kebodohan sungguh telah menghukumi, mereka yang mabuk kekuasaan & lupa diri."

37. "Berdiam diri dari kecamuk pribadi, sebab ego dan dengki sudah lama tersisih."

38. "Entah bagaimana harus berlaku, setiap pemilu banyak orang yang ragu."

39. "Tanah air adalah petak-petak yang harus diolah, tanah air adalah lautan yang harus dibelah."

40. "Dalam dunia penuh pura-pura, anak muda sibuk memisahkan dusta dari kata."

***

 

Editor: Dian Toro

Tags

Terkini

Terpopuler