Apa Penyebab Selat Malaka Disebut Jalur Sutra? Ini Sejarahnya: Jalur Perdagangan sekaligus Penyebaran Agama

- 21 Agustus 2023, 09:21 WIB
Mengapa Selat Malaka disebut Jalur Sutra? - Mengapa Selat Malaka dikenal dalam sejarah sebagai Jalur Sutra? Simak sejarahnya, bukan cuma jalur perdagangan, juga penyebaran agama
Mengapa Selat Malaka disebut Jalur Sutra? - Mengapa Selat Malaka dikenal dalam sejarah sebagai Jalur Sutra? Simak sejarahnya, bukan cuma jalur perdagangan, juga penyebaran agama /YouTube Danang Bercerita/

 

INDOTRENDS.ID - Mengapa Selat Malaka dikenal dalam sejarah sebagai Jalur Sutra? Simak kronologi sejarah penyebab Selat Malaka disebut sebagai jalur sutra ....

Jalur Sutra merupakan jaringan rute perdagangan kuno, yang dimulai dari masa Dinasti Han di China, yang menghubungkan China dengan berbagai kawasan dunia dalam perdagangan antara 130 SM - 1453 M. Sutera adalah kain yang amat berharga karena sifatnya yang halus, berkilau dan lembut.

Tak hanya sutera, barang berharga yang diperdagangkan di Jalan Sutera, itu sendiri adalah keramik perselain, teh, batu mulia dan rempah-rempah (dari arah China) serta kuda, emas, perak, gelas dan wool (dari arah Eropa dan Timur Tengah).

Adapun Jalan Sutera ini terbagi atas jalur laut dan darat, dengan rute sebagai berikut:

1. Jalur Sutera darat: jalur perdagangan antara Eropa dan China melalui darat. Jalur ini Melewati Timur Tengah, Iran, dan Asia Tengah

2. Jalur Sutera laut: jalur perdagangan antara Eropa dan China melalui laut. Jalur ini melewati rute Laut Merah, Samudera Hindia, Selat Malaka dan Laut China selatan. Jalur laut ini menjadikan Selat Malaka banyak dikunjungi oleh para saudagar dari China, India, Arab, persia dan bahkan dari Eropa.

Jalur laut ini dibantu angin muson tropis yang berbalik arah setiap 6 bulan yang membuat para pedagang dapat berlayar dengan cepat. Pesatnya perkembangan jalur laut melalui Selat Malaka ini mendorong pertumbuhan kota pusat perdagangan di dekat Selat Malaka, dimulai dari masa kerajaan Sriwijaya, kesultanan Samudera Pasai hingga kesultanan Malaka.

Tak hanya perdagangan barang-barang, Jalan Sutera menjadi pintu persebaran agama dari wilayah barat ke China, seperti agama Buddha dari India dan agama Islam dari Timur Tengah.

 

Ilustrasi Peta Selat Malaka
Ilustrasi Peta Selat Malaka Tangkapan Layar Kanal Youtube/Pegawai Jalanan

Lalu mengapa Selat Malaka dikenal sebagai Jalur Sutra?

Jalur Sutra adalah jalur perdagangan internasional kuno, yang menghubungkan peradaban China di timur, dengan dunia Barat, dihubungkan oleh para pedagang, biarawan, pendeta, ulama, prajurit, dan berbagai kalangan dengan menggunakan karavan atau kapal.

Disebut Jalur Sutra karena berdasar pada perdagangan sutra semasa Dinasti Han pada 206 SM-220 M, karena saat itu hanya China yang memproduksi sutra. Jalur Sutra terbagi dalam dua bagian, yaitu rute utara dan selatan. Adapun rute utara melewati Bulgar-Kipchak ke Eropa Timur dan Semenanjung Crimea, kemudian menuju ke Laut Hitam, Laut Marmara, dan Balkan ke Venezia.

Sementara rute selatan melewati Turkestan-Khorasan menuju Mesopotamia dan Anatolia, kemudian ke Antiokia di Selatan Anatolia menuju ke Laut Tengah atau melewati Levant ke Mesir dan Afrika Utara.

Dalam proses perkembangannya, Jalur Sutra bukan hanya menghubungkan pedagang dari barat dan timur, tetapi juga memiliki peran dalam pertukaran budaya, agama, dan ilmu pengetahuan.

Tidak hanya Jalur Sutra Darat, ada juga Jalur Sutra Maritim atau Jalur Sutra Laut, yang menghubungkan daratan China dengan negara Barat yang melewati sejumlah laut dan samudra, seperti Laut China Selatan, Selat Malaka, Samudra Hindia, Teluk Benggala, Laut Arab, Teluk Persia, dan Laut Merah. Rute ini bertahan bersamaan dengan perdagangan maritim di Asia Tenggara yang terkenal dengan kekayaan rempah-rempahnya.

*** 

 

Editor: Dian Toro


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah