Geger Buku Pelajaran Muat Alamat Situs Kebudayaan Sunda yang Berubah Jadi Website Pornografi

10 Februari 2021, 16:55 WIB
Ilustrasi buku. //Pexels

INDOTRENDS.ID - Ada hal mengejutkan pada buku yang direkomendasikan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan.

Seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com forum orangtua siswa mendorong guru untuk segera menarik buku pelajaran Sosiologi pada jenjang SMA yang memuat tautan situs pornografi.

Buku tersebut telah beredar di beberapa SMA di Jawa Barat.

Ketua Forum Orangtua Siswa (Fortusis) Kota Bandung Dwi Subawanto prihatin dengan beredarnya buku yang memuat tautan situs pornografi tersebut.

Guru harus segera menarik buku itu dari siswa agar siswa tidak bisa lagi mengaksesnya.

Setelah buku ditarik, guru buat gerakan yang bisa membuat siswa lupa atas informasi pornografi yang telah mereka terima.

Tanpa membuat gerakan yang mengalihkan perhatian siswa, menurut Dwi, siswa akan lebih penasaran terhadap situs pornografi dalam buku, dibandingkan dengan isi buku itu.

Peristiwa beredarnya buku yang memuat konten yang tidak pantas diketahui siswa bukan kali pertama terjadi.

Oleh karena itu, Dwi mendorong Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar lebih teliti dalam menyeleksi buku yang akan dipakai siswa.

Upaya untuk menyensor konten yang tidak perlu harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Bahkan titik, koma, simbol dan gambar yang ada dalam buku harus diteliti arti dan fungsinya dalam buku.

Jangan sampai karena terburu-buru menyelesaikan produksi buku, tim Kementerian dan Kebudayaan tidak sempat membaca semua bagian isi buku tersebut.

"Kemendikbud jangan hanya menargetkan memproduksi buku yang banyak. Motif dalam memproduksi buku harus pada sisi edukasi kepada siswa," kata Dwi, Rabu, 10 Februari 2021.

Sementara itu, Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Sosiologi Jawa Barat Iwan Hermawan mengatakan, buku tersebut beredar dengan rekomendasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Saat buku beredar pada 2018, alamat situs yang tertera dalam buku itu memang berisi tentang kebudayaan Sunda.

Namun, saat ini, situs tersebut telah berubah menjadi situs pornografi.

Oleh karena itu, Iwan mendesak Kementerian Komunikasi dan Informatika memblokir situs yang tertera dalam buku Sosiologi itu.

Kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Iwan meminta berhati-hati dalam mengizinkan buku yang akan dibaca oleh siswa.

"Kepada penulis buku, saya harap berhati-hati, jangan gunakan situs tidak jelas. Gunakan situs pemerintah atau wikipedia (sebagai rujukan dalam buku)," ucap Iwan.

Dikatakan Iwan, buku Sosiologi itu sudah menyebar di beberapa SMA di Jawa Barat. Beberapa sekolah membeli dengan menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan, akan mengecek kebenaran hadirnya situs pornografi dalam buku Sosiologi siswa SMA di Jawa Barat.

Setelah itu, Dedi akan mengirim surat ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Komunikasi dan Informatika agar segara menutup situs yang berisi konten pornografi tersebut.***

Editor: Rimawan Prasetiyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler