PERTALITE dan SOLAR Segera NAIK HARGA, Rakyat Kecil akan Semakin Nelangsa Menjerit

14 April 2022, 23:20 WIB
Petugas SPBU melayani pembelian pertalite dan solar jelang naik harga /Antara/M Agung Rajasa/

INDOTRENDS.ID - Gejolak yang terjadi akibat kenaikan harga pertamax belum juga surut, kini semakin santer berita tentang rencana kenaikan harga BBM yang lain yaitu solar dan pertalite.

Padahal solar dan pertalite merupakan bahan bakar yang menjadi simbol rakyat kecil, karena sebagian besar rakyat kecil menggunakan BBM jenis ini menyusul hilangnya premium dari peredaran.

Dengan menaikkan harga jenis BBM rakyat ini berarti pemerintah dengan sangat sadar akan semakin membebani rakyat kecil dengan harga-harga barang lain yang seperti biasanya juga akan semakin melambung tinggi.

Petani, tukang sayur keliling, nelayan dengan mesin tempelnya, driver ojol, buruh pabrik dan masih banyak profesi yang harus bersentuhan dengan bahan bakar, akan semakin nelangsa. Omset belum tentu naik karena daya beli turun, tapi biaya operasional sudah pasti akan mengalami kenaikan.

Wacana kenaikan dua jenis bahan bakar minyak (BBM), solar dan pertalite membuat negara dianggap tidak mampu lagi memberikan bantuan kepada pemerintah.

Selama ini, solar dan pertalite dijual dengan harga subsidi yang membantu meringankan beban masyarakat ekonomi kelas menengah ke bawah.

Namun, harga subsidi tersebut kini dikabarkan sebentar lagi tidak bisa lagi didapatkan rakyat.

Pasalnya, menteri ESDM, Arifin Tasrif memberikan sinyal jika harga solar dan pertalite akan naik.

Harga subsidi pertalite yaitu Rp7.650, sementara itu untuk solar Rp5.150.

Dari kabar yang beredar, harga pertalite akan naik menjadi Rp9.000-Rp10.000..

"Nah kalau soal pertalite itu mudah kita katakan sudah final akan naik. Karena ini soal interprey pasar dan pasti dia akan naik," kata pengamat politik, Rocky Gerung dikutip IndoTrends.id dari Pikiran-Rakyat.com berjudul :Harga Solar dan Pertalite Dikabarkan Akan Naik, Negara Dianggap Tak Mampu Lagi Bantu Rakyat yang melansir youtube miliknya.

Nelayan mengumpulkan jerigen untuk melakukan pengisian bahan bakar solar bersubsidi di SPBU Limbangan, Juntinyuat, Indramayu, Jawa Barat, Sabtu (19/3/2022). Nelayan terpaksa mengantre membeli BBM untuk kebutuhan melaut karena bahan bakar solar subsidi di sejumlah SPBU di daerah itu cepat habis. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/nz. ANTARA FOTO

Dinilai Rocky Gerung, dengan kenaikan harga BBM tersebut, negara sudah tidak bisa lagi membantu rakyat kelas menengah ke bawah.

Pasalnya, kenaikan harga yang dianggap sebagai pencabutan subsidi dinilai sebagai sinyal jika APBN yang dimiliki Indonesia sudah semakin ketat.

"Jadi kalau dia bilang masih coba-coba, enggak. Kemampuan kita untuk subsidi sudah habis karena itu, harga pasti naik. Itu gampangnya begitu," ujar Rocky Gerung.

Sebelumnya, komisaris PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membantah pernyataan Menko Marves, Luhut Pandjiatan terkait wacana kenaikan harga pertalite dan gas elpiji 3 kg.

"Kalau Ahok kemarin bilang jangan bicara dulu soal kenaikan harga, mungkin ada cadangan.

Ya mungkin saja ada janji tanki Rusia yang diparkir di Tanjung Priok untuk suplai minyak atau mungkin Rusia menganggap enggak perlu karena Indonesia juga mencla-mencle soal politik Ukraina," ucap Rocky Gerung.***

Editor: Rahman Dhani

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler