Pemerintah Siaga Penuh Hadapi Badai Omicron BA.4 dan BA.5 yang Diprediksi Akan Meledak Pertengahan Juli

16 Juni 2022, 23:36 WIB
Sub varian baru Omicron BA 4 dan BA 5 berpotensi muncul di Bandung./pikiran-rakyat.com /

INDOTRENDS.ID – Beberapa bulan terakhir ini covid 19 hilang seperti tenggelam ditelan bumi, dan masyarakat sudah mulai berbenah menggeliat semua aktifitasya seperti pendidikan, perdagangan, sosial, ibadah, wisata dan lain sebagainya.

Pemerintah juga sudah mulai melonggarkan keharusan pemakaian masker, status PPKM dan pelonggaran kegiatan masyarakat lainnya.

Namun belum pulih roda perputaran kegiatan masyarakat, tiba-tiba kita dikejutkan oleh adanya varian baru omicron yang masuk Indonesia.

Hal ini diikuti dengan berita tentang prediksi pemerintaah bahwa varian baru ini akan meledak dan mencapai puncaknya pada pertengahan Juli 2022 ini.

Lantas bagaimana kesiapan pemerintah menghadapi badai serangan covid 19 omicron subvarian baru ini?

Seperti Indotrends.id kutip dari Pikiran Rakyat dalam artikel Kemenkes Siagakan Pemda Hadapi Badai Omicron BA.4 dan BA.5, Puncak Kasus Diprediksi Muncul Pertengahan Juli, nampaknya pemerintah tengah mempersiapkan segala jenis alat tempur untuk memerangi subvarian Omicron baru yang saat ini sudah sampai ke Indonesia.

Salah satunya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah membuat surat edaran (SE) kepada seluruh pemerintah daerah (pemda).

Surat edaran tersebut berisikan perintah serta panduan bagi pemda agar mempersiapkan sarana dan prasarana layanan kesehatan menghadapi potensi lonjakan kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Hal itu ditegaskan Juru Bicara Kemenkes, Muhammad Syahril dalam acara diskusi bertajuk “Awas Omicron Kembali Mengintai Indonesia,” yang disiarkan secara virtual, di Jakarta Kamis, 16 juni 2022.

 

“Kami sudah menyiapkan surat edaran kepada seluruh dinas kesehatan serta rumah sakit untuk mewaspadai adanya lonjakan kasus Omicron. Hal ini untuk menyiapkan seluruh sumber daya dalam memberikan layanan,” kata Syahril dari kanal YouTube FMB9.

Dia mengklaim bahwa sistem layanan kesehatan di Indonesia telah sia p menghadapi lonjakan kasus Omicron BA.4 dan BA.5 ini.

Bukan tanpa alasan, menurutnya, kesiapan itu terbentuk seiring jam terbang Indonesia dari pengalaman pada gelombang sebelumnya.

“Dari hulu ke hilir, sebetulnya sistem kita sudah terbentuk. Jadi kita melakukan ‘long tracing’ maupun ‘tracing.’ Kemudian pihak rumah sakit dengan pengalaman dua tahun ini, kita memiliki kesiapan yang lebih baik,” ujar Syahril.

Tak tanggung-tanggung, Syahril meyakini Indonesia telah siap dalam segala sektor mulai dari SDM, sarana prasarana, alat medis, APBD, hingga sistem yang menaungi keseluruhannya.

Dia lantas menekankan, pengalaman dan sistem yang terbentuk selama ini tercermin dari kesiapan petugas di ranah pencegahan penyakit.

Di antaranya, melalui tindakan promotif atau sosialisasi oleh tim medis Rumah Sakit hingga jajaran petugas Puskesmas.

“Pengalaman selama ini menunjukkan pemerintah sudah siap setiap saat,” katanya, sebagaimana dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

 

Berdasarkan pengalaman pada gelombang Delta dan Omicron dua tahun terakhir, pemerintah akan melakukan kebijakan konversi tempat tidur dari pasien umum untuk keperluan isolasi Covid-19.

Kebijakan tersebut akan diterapkan ketika ketersediaan tempat tidur untuk pasien Covid-19 sudah di atas ambang batas, atau lebih dari 60 persen.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan puncak penyebaran kasus Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi pertengahan Juli 2022.

Lebih tepatnya Menkes menyebutkan puncaknya akan terlihat di pekan kedua hingga ketiga bulan Juli mendatang.

Kalkulasi itu didapat dari pola penyebaran yang biasanya muncul satu bulan usai kasus pertama ditemukan.*** (Siti Aisah Nurhalida Musthafa/Pikiran Rakyat)

Editor: Rahman Dhani

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler