INDOTRENDS.ID - Lampu merah ancaman nuklir Rusia untuk Ukraina yang ditebar Presiden Vladimir Putin lama-lama bikin Amerika Serikat dan NATO garuk-garuk kepala karena was-was.
Kehancuran kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang akibat nuklir kembali menghantui dunia, dan semua ini harus dicegah.
Karena harga ribuan nyawa tentu melebihi segalanya. Relasi Rusia, AS, dan Ukraina tampaknya kian memanas dengan pernyataan sikap Vladimir Putin atas ancaman penggunaan senjata nuklir.
Anak buah Vladimir Putin telah menyiapkan beberapa senjata dalam menghadapi invasi di Ukraina.
Senjata kecil dipersiapkan, sementara misil dan bom jarak jauh milik Rusia tetap bersiaga.
“Pada tingkat kesiapan tertentu, senjata dikeluarkan dari fasilitas penyimpanan dan dipindahkan ke tempat lain, selama berhari-hari jika perlu. Ini akan dideteksi oleh satelit atau cara lain,” kata Pavel Podvig, pakar keamanan nuklir di Institut PBB untuk Penelitian Perlucutan Senjata di Jenewa.
Sejauh ini, pejabat AS dan Eropa mengatakan tidak ada tanda-tanda persiapan semacam itu dan ancaman nuklir tetap murni retorika.
Namun ketika pasukan Rusia terus-menerus kehilangan tempat karena serangan balasan Ukraina termasuk wilayah yang secara resmi diklaim oleh Vladimir Putin sebagai miliknya minggu lalu.
Kremlin sekali lagi berusaha menabur ketakutan dengan petunjuk bahwa eskalasi lebih lanjut mungkin melibatkan senjata yang belum pernah digunakan dalam perang sejak itu. 1945.
Ancaman tersebut merupakan bagian dari upaya luas oleh Kremlin untuk mengintimidasi AS dan Eropa.
Hal itu dilakukan untuk memotong dukungan buat Ukraina dan memaksa Kyiv melakukan negosiasi dengan persyaratan Moskow.
Dengan Eropa bersiap untuk musim dingin yang sulit setelah Rusia memicu krisis energi yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan memotong pasokan gas.
Presiden Putin berusaha untuk memperluas perpecahan di Eropa atas harga dukungan berkelanjutan untuk Ukraina untuk mencoba mengubah opini publik di negara-negara kunci sebagai ketegangan tumbuh.
Keputusannya untuk memanggil 300.000 tentara cadangan dari warga sipil untuk menopang tentara Rusia yang sedang berjuang dan pencaplokan tergesa-gesa atas wilayah pendudukan.
Kemudian diikuti dengan pidato berapi-api yang menuduh Barat "Setanisme", hanyalah upaya terbaru untuk menunjukkan bahwa pemimpin Kremlin berkomitmen untuk berperang ke akhir.
Dampak Buruk Radiasi Nuklir terhadap Kesehatan
Mengutip alodokter.com, tak hanya menimbulkan gejala keracunan, radiasi nuklir juga berdampak buruk terhadap kesehatan tubuh dan bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan. Berikut ini dampak buruk radiasi nuklir terhadap kesehatan:
1. Merusak sel-sel tubuh
Energi radiasi nuklir dosis tinggi dapat menyebabkan sel-sel tubuh rusak, sehingga menimbulkan berbagai komplikasi. Bagian tubuh yang paling rentan mengalami kerusakan akibat paparan radiasi nuklir dosis tinggi adalah lambung, usus, mulut, pembuluh darah, dan sel-sel yang memproduksi darah di sumsum tulang.
Kerusakan yang terjadi di sumsum tulang akan mengakibatkan tubuh tak mampu melawan infeksi atau penyakit. Saat hal ini terjadi, radiasi nuklir berisiko tinggi untuk merenggut nyawa.
2. Meningkatkan risiko terkena kanker
Banyak studi yang menunjukkan bahwa orang yang sering terpapar radiasi nuklir, terutama anak-anak dan orang dewasa muda, berisiko besar terkena kanker. Beberapa penyakit kanker tersebut adalah kanker darah, kanker paru-paru, kanker kulit, kanker tulang, kanker payudara, kanker tiroid, dan kanker otak.
3. Mengganggu tumbuh kembang anak
Efek radiasi nuklir juga berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak, terutama perkembangan otak dan sarafnya. Paparan radiasi nuklir pada janin dapat menyebabkan bayi terlahir cacat, baik cacat fisik maupun cacat mental.
4. Merusak jaringan kulit
Dampak buruk radiasi nuklir juga bisa menyebabkan kerusakan pada jaringan kulit. Orang yang terpapar radiasi nuklir dosis tinggi akan mengalami kulit terbakar, lecet dan luka, bahkan kanker kulit.
Radiasi nuklir juga dapat merusak sel-sel kulit di kepala hingga menyebabkan kerontokan rambut dan kebotakan permanen.
***
Diolah dari artikel Pikiran-Rakyat.com berjudul: Ancaman Nuklir Digaungkan, Vladimir Putin Siap Perang hingga Garis Akhir