TERKINI Kondisi Menyedihkan Palestina, Setelah Rumah Sakit Indonesia, Giliran RS Turki Dibombardir Israel

30 Oktober 2023, 08:49 WIB
Serangan Israel yang gencar dilakukan membuat pelbagai wilayah di Palestina rusak. Kerusakan juga terjadi di rumah sakit Turki di Gaza. /Foto:ANTARA/ Xinhua/

 

INDOTRENDS.ID - Terkini, Kondisi Menyedihkan Palestina, Setelah Rumah Sakit Indonesia, Giliran RS Turki Dibombardir Israel ..

Sejumlah lokasi di sekitar Rumah Sakit Turki di Gaza jadi target rudal Israel. Guncangan keras akibat ledakan di sekitar Rumah Sakit Turki menyebabkan instalasi penting rumah sakit tersebut rusak berat, termasuk instalasi kelistrikan.

Pasokan bahan bakar rumah sakit pun terhenti mengakibatkan ratusan pasien kanker terlantar.  Serangan Israel yang gencar dilakukan membuat pelbagai wilayah di Palestina rusak.

Serangan Israel di dekatnya membuat Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina itu mengalami kerusakan yang signifikan. Hal itu disampaikan direktur rumah sakit tersebut, Dr. Subhi Sukeyk.

Seorang warga Palestina mengibarkan bendera saat mengikuti protes menentang serangan tentara Israel di Jenin, di sepanjang pagar perbatasan Israel-Gaza di timur Kota Gaza, 3 Juli 2023. (REUTERS/Mohammed Salem)

"Rumah sakit tersebut merupakan satu-satunya pusat kesehatan di Gaza yang mampu menangani kasus kanker. Dalam beberapa minggu terakhir, mereka telah menghentikan beberapa layanannya karena Israel melarang bahan bakar masuk ke wilayah tersebut," demikian laporan terbaru Al Jazeera.

Berdasarkan laporan, dari 2,3 juta jiwa, diperkirakan ada 9.000 pasien kanker di Gaza.

3.195 anak tewas

Hingga 29 Oktober 2023 malam waktu setempat, dilaporkan ada 3.195 anak tewas karena gempuran Israel, selain itu 1.000 terkubur di antara reruntuhan bangunan akibat pengeboman.

Save the Children mengatakan, angka-angka tersebut mengungkapkan fakta yang sangat mengerikan, jumlah anak yang terbunuh sejak gempuran Israel pada 7 Oktober 2023 itu lebih tinggi dari jumlah total anak yang terbunuh dalam konflik di seluruh dunia setiap tahunnya sejak 2019.

Pada 27 Oktober 2023 waktu setempat, juru bicara militer mengatakan, pasukan darat Israel sedang memperluas operasi di wilayah itu.

Penjajah Zionis Israel klaim bahwa mereka telah melakukan invasi darat ke Gaza melalui pantai Rafah

Jalur Gaza mengalami pemadaman komunikasi total sehingga warga Palestina yang terkepung, terputus dari dunia luar. Terbaru dilaporkan, setidaknya 7.326 warga Palestina tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober 2023, sedangkan dari kubu Israel, 1.400 orang tewas dalam serangan Hamas.

"Beberapa kelompok bantuan internasional - termasuk badan-badan terkemuka PBB – mengatakan mereka tidak dapat menjangkau tim mereka di lapangan," demikian laporan Al Jazeera.

Serang rumah sakit dan gereja

Belum lama ini, Israel juga menyerang Gereja Ortodoks. Serangan itu menimbulkan korban tewas. Sebelumnya, negara itu juga menyerang Rumah Sakit Al-Ahli Baptist Gaza hingga menewaskan ratusan jiwa.

"Setidaknya delapan orang tewas dalam serangan udara Israel di kompleks Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius," kata pejabat di Gaza, 20 Oktober 2023.

Komite Tinggi Urusan Gereja-Gereja di Palestina mengungkapkan, gereja tersebut tertua ketiga di dunia, yang dibangun pada 425 Masehi, kemudian direnovasi pada 1856. Gereja tersebut terletak beberapa meter dari Rumah Sakit Al-Ahli Baptist.

Para pengungsi warga Palestina di Jalur Gaza tergeletak di lantai di depan gedung Rumah Sakit Al-Quds dan di koridornya, tidur mereka diiringi suara bombardir Zionist Israel dan penembakan yang terus menerus.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengutuk keras serangan terhadap Rumah Sakit Al-Ahli Baptist yang membuat 500 nyawa melayang. Rumah sakit tersebut, kata WHO, masih beroperasi, menyediakan layanan kesehatan, dan banyak pengungsi yang berlindung di sana.

"Rumah sakit itu adalah 1 dari 20 rumah sakit di utara Jalur Gaza yang menerima perintah evakuasi dari militer Israel. Perintah evaluasi tidak mungkin dilaksanakan mengingat ketidakamanan saat ini, kondisi kritis banyak pasien, dan kurangnya ambulans, staf, kapasitas tempat tidur, dan tempat penampungan alternatif bagi mereka yang mengungsi," kata WHO via X.

*** (Irwan Suherman/Pikiran Rakyat)

Artikel ini diolah dari sumber berita di pikiran-rakyat.com 

Editor: Dian Toro

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler