'Ini Menjijikkan!' Kantor Presiden Amerika Murka Viralnya Surat Osama Bin Laden dan Standar Ganda Amerika

17 November 2023, 08:32 WIB
Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih, Andrew J. Bates mengecam pemikiran Gen Z yang membenarkan serangan Al Qaeda pada 11 September 2001 lalu. /reuters

INDOTRENDS.ID - 'Ini Menjijikkan!' Kantor Presiden Amerika Murka Viralnya Surat Osama Bin Laden dan Standar Ganda Amerika Serikat Soal Isu Hak Asasi Manusia.

Pihak Gedung Putih (White House) melalui Wakil Sekretaris Pers Gedung Putih, Andrew J. Bates mengutuk pemikiran Gen Z yang membenarkan serangan Al Qaeda oleh Osama bin Laden 11 September 2001 lalu.

Murka dan kegeraman muncul usai terjadinya pergeseran persepsi publik akibat 'a Letter to America' viral di media sosial.

A Letter to America ini menyentuh isu pembantaian yang dilakukan para penjajah Israel selama berpuluh-puluh tahun ke Palestina.

Namun di sisi lain digambarkan jelas bagaimana posisi Amerika sebagai negara sekutu yang mendukung aksi keji para penjajah tanpa tapi.

Tentara Israel Serang Rumah Sakit di Palestina, 1.000 Pria Ditelanjangi dan Diperiksa

Terkait fenomena ini, Andrew J. Bates mengingatkan warga AS bahwa tak ada pembenaran atas kekerasan yang dilakukan oleh pemimpin Al Qaeda 21 tahun lalu.

"Tidak pernah ada pembenaran untuk menyebarkan kebohongan yang menjijikkan, jahat dan antisemit yang dikeluarkan oleh pemimpin Al Qaeda setelah melakukan serangan teroris terburuk dalam sejarah Amerika,” ujarnya.

Dia juga menganggap orang yang membenarkan surat Osama sama saja tidak bersimpati terhadap keluarga korban yang masih berduka.

Menurutnya pembenaran aksi Al Qaeda di masa kini merupakan bentuk penghinaan terhadap hampir 3.000 korban serangan 11 September 2001.

“Tidak seorang pun boleh menghina 2.977 keluarga Amerika yang masih berduka atas orang yang mereka cintai dengan mengasosiasikan diri mereka dengan kata-kata keji Osama bin Laden,” Andrew J. Bates, wakil sekretaris pers Gedung Putih.

Brigade Al-Qassam dari sayap militer Hamas, adalah pasukan perlawanan dari faksi Palestina yang keanggotaannya harus hafal 30 juz ayat suci Al-Quran/ANTARA

Bagaimana Tren Ini Dimulai?

Menurut situs web The Rolling Stones, pengguna TikTok Lynette Adkins mengatakan dalam sebuah video yang diunggah pada Selasa, 14 November 2023 tentang reaksinya setelah membaca 'A Letter to America' di tengah aksi pembantaian gila yang dilakukan penjajah Israel terhadap Palestina.

“Saya ingin semua orang menghentikan apa yang mereka lakukan saat ini dan membaca yang sebenarnya terdiri dari dua halaman bacalah 'A Letter to America' (teks oleh Osama)," katanya.

Pengguna TikTok tersebut kemudian mengajak publik berdiskusi soal pendapatnya terkait apa yang ditulis oleh Osama 21 tahun lalu.

“Kembalilah ke sini dan beri tahu saya pendapat Anda. Karena saya merasa seperti sedang mengalami krisis eksistensial saat ini, dan banyak orang yang mengalaminya. Jadi saya hanya membutuhkan orang lain untuk merasakan hal ini juga,” tuturnya.

Dalam surat itu, Osama menjelaskan apa alasan mereka melakukan perlawanan kepada Amerika. Dengan menyematkan surat dalam Al-Qur'an, pimpinan Al Qaeda mengklaim tak akan ada 'asap' jika tak ada 'api'.

Tragedi 11 September 2001.

Izin berperang (melawan orang-orang kafir) diberikan kepada orang-orang (mukmin) yang dilawan, karena mereka telah dianiaya dan sesungguhnya Allah Maha Kuasa memberikan kemenangan kepada mereka (orang-orang mukmin)” [Quran 22:39]

Di surat itu juga Osama membeberkan secara jelas hal yang membuat pihaknya melawan, salah satunya dipantik oleh penindasan terhadap rakyat Palestina yang berlangsung selama berpuluh-puluh tahun.

(i) Palestina, yang telah tenggelam di bawah pendudukan militer selama lebih dari 80 tahun. Inggris menyerahkan Palestina dengan bantuan dan dukungan Anda, kepada orang-orang Yahudi, yang telah menjajahnya selama lebih dari 50 tahun; tahun-tahun yang penuh dengan penindasan, tirani, kejahatan, pembunuhan, pengusiran, penghancuran dan kehancuran. Penciptaan dan kelanjutan Israel adalah salah satu kejahatan terbesar, dan Anda adalah pemimpin penjahatnya. Tentu saja tidak perlu menjelaskan dan membuktikan sejauh mana dukungan Amerika terhadap Israel. Pembentukan Israel adalah kejahatan yang harus dihapuskan. Setiap orang yang tangannya telah tercemar dalam kontribusi terhadap kejahatan ini harus menanggung akibatnya, dan membayar mahal untuk itu.

*** (Alanna Arumsari Rachmadi/Pikiran Rakyat)

Berita diolah dari sumber artikel di pikiran-rakyat.com

Editor: Dian Toro

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler