Dendam Membara Hizbullah Setelah Petinggi Hamas Al-Arouri Dibunuh Israel: Tunggu Pembalasan Kami

4 Januari 2024, 08:48 WIB
Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah menyatakan pembunuhan wakil kepala Hamas di Beirut sebagai kejahatan besar dan tidak bisa dimaafkan. /REUTERS/Amr Alfiky/ /

INDOTRENDS.ID - Inilah sikap dendam membara Hizbullah setelah Petinggi Hamas Al-Arouri dibunuh Israel: Tunggu pembalasan kami. 

Hizbullah menyatakan segera merapatkan barisan untuk melakukan serangan balasan. Bagi Hizbullah, kematian Al-Arouri adalah utang nyawa besar bagi Israel. 

Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah menyatakan kematian wakil kepala Hamas di Beirut itu sebagai kejahatan besar dan berbahaya yang tidak bisa dimaafkan. Hal itu disampaikan ketua Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Rabu 3 Januari 2024.

Dia menyalahkan Israel penjajah atas serangan tersebut. Dia pun menyampaikan belasungkawa kepada Hamas atas apa yang disebutnya 'agresi Israel yang mencolok' yang menewaskan Saleh al-Arouri.

Sayyid Hassan Nasrallah pun menyatakan, pihaknya tak akan diam dengan serangan Israel penjajah yang menewaskan petinggi sekutunya tersebut.

Kelompok Hisbullah Lebanon mengutuk keras tewasnya wakil ketua Hamas, Salah Arouri

"Kami tidak perlu banyak bicara, dan seperti yang kami katakan dalam pernyataan resmi kami kemarin, kejahatan serius ini tidak akan terjawab atau tidak dihukum. Medan perang ada di sana. Waktu sudah ada, malam menunggu kita semua, dan saya akan bertemu dengan Anda lagi," katanya.

Serangan pada Selasa 2 Januari 2024 itu menghantam pinggiran Beirut selatan Dahiyeh, kubu Hizbullah. Juru bicara militer Israel penjajah, Daniel Hagari tidak secara langsung mengomentari pembunuhan al-Arouri tapi mengatakan militer 'sangat siap untuk skenario apapun' setelahnya.

Akan tetapi pada Rabu 3 Januari 2024, kepala dinas intelijen Mossad Israel penjajah bersumpah bahwa badan tersebut akan memburu setiap anggota Hamas yang terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023 terhadap negaranya, di mana pun mereka berada. Komentar oleh David Barnea pun tampaknya menjadi indikasi terkuat Israel penjajah berada di balik ledakan yang menewaskan petinggi Hamas.

Itu adalah serangan pertama yang menghantam Beirut setelah hampir tiga bulan tembakan hampir setiap hari antara militer Israel dan Hizbullah melintasi perbatasan Israel-Lebanon.

Pejuang Hamas./cc

Hizbullah meluncurkan roket melintasi perbatasan mulai 8 Oktober 2023 untuk mendukung Hamas, yang telah melakukan serangan mematikan ke Israel selatan pada hari sebelumnya yang ditanggapi Israel dengan kampanye pemboman yang menghancurkan Jalur Gaza.

Hizbullah adalah bagian dari 'poros perlawanan', aliansi longgar kelompok-kelompok bersenjata yang memiliki hubungan dengan Iran. Mereka termasuk Hamas di Palestina dan pemberontak Houthi di Yaman.

Sayyid Hassan Nasrallah menegaskan, tindakan "cepat" Hizbullah pada 8 Oktober 2023 dan penembakan lintas perbatasan sejak saat itu telah mencegah kampanye pemboman yang lebih luas oleh Israel di Lebanon.

"Tidak akan ada langit-langit dan tidak ada aturan untuk berperang dengan Hizbullah, jika Israel melancarkan perang terhadap Lebanon," katanya.

Hizbullah Tak akan Diam

Asisten profesor hubungan internasional di American University of Rome, Andrea Dessi mengatakan bahwa sepertinya tidak akan ada 'eskalasi langsung dalam beberapa hari mendatang'. "Namun, ancaman itu ada," ucapnya.

Reaksi harus datang di beberapa titik, terutama karena kredibilitas Hizbullah dan Nasrallah dipertaruhkan. Mengingat dalam pidato sebelumnya, pimpinan Hizbullah itu menyatakan bahwa pembunuhan semacam itu akan disambut dengan tanggapan.

Melaporkan dari Beirut, Zeina Khodr dari Al Jazeera mengatakan bahwa pidato Sayyid Hassan Nasrallah adalah "tindakan penyeimbangan yang rumit".

"Dia berbicara tentang front di Lebanon selatan, di mana Hizbullah terlibat dalam konflik intensitas rendah dengan tentara Israel di sepanjang perbatasan. Dia mengatakan bahwa (pertempuran) akan terus berlanjut. Dia mengatakan bahwa jika Israel memutuskan untuk meluncurkan serangan skala penuh, maka Hizbullah akan melawan dengan kemampuan militer penuhnya," katanya.

"Akan tetapi, Nasrallah juga berbicara tentang pertimbangan strategis dan nasional yang harus diperhitungkan oleh masing-masing kelompok perlawanan dalam 'poros perlawanan' di seluruh wilayah ini. Dan di Lebanon, Hassan Nasrallah tahu bahwa Israel dapat menghancurkan negara ini," tuturnya.

"Dalam banyak hal, tangannya terikat. Namun pada saat yang sama, dia menegaskan kembali bahwa Hizbullah tidak takut perang," ucap Zeina Khodr menambahkan seperti, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Sayyid Hassan Nasrallah akan menyampaikan pidato televisi lainnya pada Jumat 5 Januari 2024. Sementara itu, Hamas mengatakan bahwa al-Arouri akan dimakamkan pada hari Kamis di kamp pengungsi Palestina Shatila Beirut. *** (Eka Alisa Putri/Pikiran Rakyat)

Berita diolah dari sumber artikel pikiran-rakyat.com

Editor: Dian Toro

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler