“Untuk alasan keamanan, dalam kasus tertentu mereka diizinkan bertuga tanpa menggunakan seragam,” kata Wajdi Sarhan.
Mengenai konflik antara Israel dan Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun, tidak diragukan lagi jika mereka diminta untuk berperang, mereka harus melakukannya.
“Saya berasumsi bahwa siapapun yang memutuskan menjadi prajurit tempur di unit seperti itu telah mempertimbangkan hal ini sebelumnya,” katanya.
Berbeda dengan pandangan dua tentara tersebut, mayoritas Arab-Israel menilai hal tersebut sebagai sebuah pengkhianatan.
“Fenomena ini, kami sama sekali menolaknya,” kata Ahmad Tibi, seorang anggota parlemen Israel-Arab.
Menurutnya, mereka tidak menghormati warga Palestina yang tiap harinya terusir dari rumah mereka serta berhadapan dengan maut.
“Apa yang dapat terlintas dalam pikiran seseorang ketika dia melayani melawan rakyatnya? Kami mencoba untuk mendidik orang bahwa ini bukanlah jalannya,” kata Ahmad Tibi, mengakhiri.*** (Rivan Muhammad/PR Bekasi)