INDOTRENDS.ID - "Bahagialah mereka yang mati muda," kutipan catatan aktivis Soe Hok Gie, aktivis musuh Presiden Soekarno hingga Presiden Soeharto sebelum tewas di Gunung Semeru pada 16 Desember 1969 silam masih jadi teka-teki.
Mengapa Soe Hok Gie menulis soal mati muda? Padahal darah muda dan keberaniannya menentang kediktatoran dua rezim presiden, seolah mengisyaratkan dia bukan tipe manusia getol berjuang, melawan sosok dia anggap diktator.
Lantas mengapa di balik keberaniannya melawan dua presiden berturut-turut itu muncul catatan 'bahagianya mereka yang mati muda?'
Begitulah sisi lain dari sosok Soe Hok Gie. Saat kampus menjadi tempat yang membuat kepalanya panas, gunung menjadi tempat untuk mendinginkannya.
Soe Hok Gie, mahasiswa dan aktivis tangguh pada era Presiden Soekarno dan Soeharto, merupakan sosok yang hobi mendaki gunung.
Soe Hok Gie juga merupakan salah satu pendiri organisasi Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia (UI).