Anjas di Thailand menjelaskan, kebiasaan seseorang itu tidak bisa dihilangkan begitu saja.
Ada kebiasaan orang jika beli nasi goreng di luar dan dibungkus, maka saat menyantapnya masih beralaskan bungkus nya itu.
Namun ada juga yang sebelum memakannya dituang dulu ke piring. Tergantung, itu adalah faktor kebiasaan.
“Dan Pa Yosef menyimpulkan bahwa itu (cara makan seperti yang dilihatnya di foto yang ditunjukkan penyidik) bukanlah kebiasaan dari Amel atau Ibu Tuti”, kata Anjas di Thailand.
Atas dasar itu, jika pernyataan Pak Yosef benar, Anjas di Thailand menyimpulkan ada dugaan bahwa yang makan saat itu ada hubungan dengan si pelaku.
“Ini linear dengan tiga orang saksi yang telah berbicara megkau melihat sosok 5 orang di depan rumah TKP. Lima orang tersebut 3 adalah perempuan dan dua orang laki-laki. Dan ketiga perempuan itu dua di antaranya diduga adalah Amel dan Ibu Tuti”, kata Anjas di Thailand.
Lebih lanjut Anjas di Thailand mengungkapkan analisanya, kemungkinan jika dihubungkan dengan pertanyaan apakah sekitaran jam 24.00 WIB itu ada 3 orang tamu?. Apakah mereka itu yang membawa nasi goreng, atau Amel yang membeli nasi goreng?.
“Atau siapapun yang membeli nasi goreng, kemunkinan besar yang makan itu kalau mengacu pada per nuyataan Pak Yosef bukanlah Amel atau Ibu Tuti. Tapi adalah tamu yang datang malam itu”, kata Anjas di Thailand.
Pada video yang diuanggah dalam kanal YouTube Anjas di Thailand itu, Anjas di Thailand menegaskan, dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang dirinya netral. Tidak ada kepentingan atau memihak kepada siapapun.