Sriwijaya Air SJ182 Rute Jakarta-Pontianak Jatuh di Kepulauan Seribu Tewaskan 62 Orang, Kaleidoskop 9 Jan 2021

- 8 Januari 2022, 23:21 WIB
Tragedi pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak terjadi di Kepulauan Seribu, tewaskan 62 orang, tragedi 9 Januari 2021
Tragedi pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak terjadi di Kepulauan Seribu, tewaskan 62 orang, tragedi 9 Januari 2021 /Humas Polri

INDOTRENDS.ID - Tragedi pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak terjadi di Kepulauan Seribu, tewaskan 62 penumpang tepat setahun lalu, 9 Januari 2021.

Ini adalah salah satu catatan kelam kecelakaan penerbangan paling menyedihkan pada tahun 2021. Mari doakan kebaikan arwah para korban dalam insiden setahun silam itu.

Salah satu korbannya adalah seorang YouTuber bernama Faisal Rahman. Korban lainnya yang tak kalah menyedihkan adalah wanita bernama Arneta Fauzia bersama tiga anaknya.

Maksud Arneta Fauzia dan ketiga anaknya melepas kangen dengan suami dan ayah dari anak-anaknya tak kesampaian karena jadi korban jatuhnya Sriwijaya Air SJ182 di Kepulauan Seribu.

Sedangkan Yaman Zai yang menunggu kedatangan istri dan ketiga anaknya di bandara Pontianak akhirnya menangis pilu menerima kenyataan pahit tersebut. 

Tragedi pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak terjadi di Kepulauan Seribu, tewaskan 62 orang, tragedi 9 Januari 2021
Tragedi pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta - Pontianak terjadi di Kepulauan Seribu, tewaskan 62 orang, tragedi 9 Januari 2021 Twitter @DivHumas_Polri

Tragedi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 jatuh di sekitar Kepulauan Seribu memang masih segar dalam ingatan.

Pesawat tersebut mengangkut sebanyak 62 orang, terdiri dari kru dan penumpang. Tujuan pesawat yakni rute Jakarta-Pontianak.

Pesawat tersebut terbang dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta ke Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.

Ada sebanyak 50 penumpang dan 12 awak di dalamnya. Pesawat Sriwijaya Air SJ182 mengalami kecelakaan dan jatuh pada 9 Januari 2021, empat menit setelah lepas landas.

Dari berbagai sumber, pesawat yang dipakai dalam penerbangan ini adalah Boeing 737-500 yang telah berusia 26 tahun dengan kode registrasi PK-CLC (MSN 27323).

Cerah berawan di lokasi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hari ini
Cerah berawan di lokasi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hari ini

Pesawat ini dibuat pada tahun 1994 dan mulai digunakan oleh Continental Airlines pada tahun yang sama.

Pesawat ini kemudian digunakan oleh United Airlines mulai 1 Oktober 2010 dengan nomor registrasi N27610 sebelum akhirnya bergabung dengan armada Sriwijaya Air pada tahun 2012. Sriwijaya Air menamai pesawat ini "Citra".

Di antara penumpang yang tewas dalam kecelakaan tersebut yaitu Mulyadi P. Tamsir, mantan Ketua Umum PB HMI dan politikus Partai Hanura.

Pesawat dipiloti oleh Kapten Afwan, mantan penerbang di TNI Angkatan Udara dengan Kopilot Diego Mamahit.

Menurut AirNav Radarbox, pesawat mengalami penurunan ketinggian yang cepat selama fase pendakian dari 10.900 kaki menjadi 7.650 kaki pada pukul 14.40 WIB (07.40 UTC).

Flightradar24 melaporkan bahwa empat menit setelah lepas landas, pesawat turun 10 ribu kaki dalam satu menit.

Kontak terakhirnya dengan pemandu lalu lintas udara adalah pada pukul 14.40 WIB. Pesawat dilaporkan menukik ke Laut Jawa.

Laporan pertama kecelakaan pesawat di Kepulauan Seribu dilaporkan pada pukul 14.30 WIB, ketika seorang nelayan melaporkan bahwa sebuah pesawat jatuh dan meledak di laut.

Bupati Kepulauan Seribu Junaedi menyebut pesawat jatuh di Pulau Laki.

Pihak Kementerian Perhubungan menyatakan pesawat sempat mengalami sebuah kondisi tidak normal selama penerbangan.

Pesawat tersebut meninggalkan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta sesuai prosedur. Pesawat kemudian diizinkan untuk terbang pada ketinggian 29,000 ft.

Keluarga tampak berduka di depan peti jenazah pramugari Sriwijaya Air SJ 182 Grislend Gloria Natalies.
Keluarga tampak berduka di depan peti jenazah pramugari Sriwijaya Air SJ 182 Grislend Gloria Natalies.

Selama fase pendakian, jalur Penerbangan 182 melenceng menuju arah barat laut. Pemandu lalu lintas udara kemudian menanyakan kondisi tersebut kepada para awak, tetapi pesawat tersebut hilang dari pantauan radar beberapa detik kemudian.

Sedangkan Direktur utama Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena menyatakan, pesawat yang terlibat berstatus laik terbang, meskipun usianya cukup tua.

Ia juga menyatakan penundaan selama 30 menit yang terjadi pada penerbangan tersebut disebabkan oleh cuaca buruk, khususnya hujan lebat, dan bukan kerusakan mekanis.

Pada 10 Februari 2021, preliminary report dirilis oleh KNKT. Dalam laporan tersebut, tenaga mesin throttle bagian kiri berkurang di saat pesawat di ketinggian 8150 kaki. sedangkan bagian kanan tetap.

Pada pukul 14:39:47, di ketinggian 10,600 kaki, pengatur tenaga mesin throttle bagian kiri kembali mundur, sedangkan yang kanan masih tetap. Pesawat kemudian mulai berbelok kiri.

Pada pukul 14:40:05, di ketinggian 10,900 kaki, pesawat mulai turun, dan autopilot tidak aktif. Pesawat mulai pitch up dan miring ke kiri.

Pengatur tenaga mesin bagian kiri kembali berkurang sedangkan yang kanan tetap. Lima detik kemudian, FDR mencatat autothrottle tidak berfungsi dan pesawat menunduk 10° derajat kebawah. FDR berhenti merekam 20 detik kemudian.

Personel gabungan mengumpulkan 70 lebih kantong jenazah korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182. /PMJ News
Personel gabungan mengumpulkan 70 lebih kantong jenazah korban pesawat Sriwijaya Air SJ-182. /PMJ News PMJ News

Kronologi Tragedi Sriwijaya Air SJ182, 9 Januari 2021

14.36 WIB - Sriwijaya Air SJ-192 lepas landas (take off) dari runway 25 Bandara Soekarno-Hatta menuju ke Bandara Supadio, Pontianak.

Pesawat melintasi ketinggian 1.700 kaki dan diinstruksikan naik ke ketinggian 29.000 kaki, mengikuti standar alur keberangkatan.

14.38 WIB - SJ-182 melintas di ketinggian 7.900 kaki dan meminta arah 075 derajat pada ATC karena alasan cuaca.

ATC kemudian menginstruksikan SJ-182 naik ke ketinggian 11.000 kaki karena pada ketinggian yang sama, ada pesawat Air Asia yang juga terbang menuju Pontianak.

14.39 WIB - Posisi pesawat berada di ketinggian 10.600 kaki, lalu diinstruksikan agar naik ke ketinggian 13.000 kaki.

SJ-182 merespons instruksi dari ATC Bandara Soetta .

Di layar radar ATC, terpantau tiba-tiba pesawat belok ke arah kiri atau barat laut.

Seharusnya pesawat belok ke kanan di posisi 075 derajat.

14.40 WIB - Pihak ATC mengonfirmasi arah dan posisi terakhir Sriwijaya Air SJ-182 namun tak direspons.

SJ-182 hilang dari layar radar, ATC berusaha memanggil pilot pesawat, namun tak direspons.

Kemudian pesawat dinyatakan jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Tangkapan layar informasi hoaks yang mengklaim seorang pramugari pesawat Sriwijaya Air menangis sebelum kecelakaan.
Tangkapan layar informasi hoaks yang mengklaim seorang pramugari pesawat Sriwijaya Air menangis sebelum kecelakaan. Dok. Mafindo

Selain kecelakaan Sriwijaya Air SJ182, berikut peristiwa lain yang terjadi pada 9 Januari seperti dikutip dari Galamedianews.com di artikel Sriwijaya Air SJ182 Rute Jakarta-Pontianak Jatuh di Kepulauan Seribu, 62 Orang Tewas pada 9 Januari 2021 :

1900
Klub sepak bola SS Lazio didirikan di Roma, Italia

1916
Kerajaan Ottoman menang dalam Pertempuran Gallipoli

1951
Markas PBB dibuka secara resmi di New York City

1968
Pesawat Surveyor-7 AS mendarat di bulan, penyelidikan dengan pesawat tanpa awak

1988
Penyanyi Indonesia Gombloh meninggal di Surabaya

2005
Mahmud Abbas terpilih sebagai Presiden Palestina. Ia kemudian menandatangani kesepakatan damai dengan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon.

***

Editor: Dian Toro

Sumber: Galamedia News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah