JADI BUMERANG! Sanksi Tolak Minyak Rusia Gegara Bombardir Ukraina Akhirnya Repotkan Amerika Sendiri

- 10 Maret 2022, 20:52 WIB
Amerika Serikat akhirnya terima karmanya sendiri akibat berikan sanksi ke Rusia, buntut invasi ke Ukraina. Harga minyak di AS meroket tinggi
Amerika Serikat akhirnya terima karmanya sendiri akibat berikan sanksi ke Rusia, buntut invasi ke Ukraina. Harga minyak di AS meroket tinggi //Kolase foto: REUTERS/Kevin Lamarque, Kremlin via Reuters/

INDOTRENDS.ID - Amerika Serikat akhirnya terima karmanya sendiri gara-gara menolak ekspor minyak dari Rusia, buntut sanksi ekonomi dijatuhkan Presiden Joe Biden atas invasi Rusia ke Ukraina.

Namun gegara sanksi ekonominya sendiri pada Rusia, Amerika Serikat kini kerepotan. Harga minyak di dalam negeri AS meroket tinggi gegara terhentinya pasokan minyak Rusia.

Ketika Presiden Joe Biden mau minta agar Arab Saudi mengekspor minyaknya ke Amerika, ternyata lobinya gagal total. 

Beberapa kali usaha Gedung Putih untuk kontak telepon dengan para pemimpin negara-negara Teluk, termasuk Arab Saudi, berakhir gigit jari karena permintaan kontak telepon ditolak.

Baca Juga: Vladimir Putin Syok! 9 Jenderal Perang Andalannya Satu Persatu Gugur, Terakhir adalah Mayor Vitaly Gerasimov

Berawal dari usaha Amerika Serikat (AS) mencoba mendekati negara teluk, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA). Pendekatan Amerika ini dimaksudkan agar baik Arab Saudi maupun UEA agar meningkatkan ekspor minyak mereka.

Hal ini dilakukan Amerika untuk bisa mengimbangi kenaikan harga terkait dengan invasi Rusia ke Ukraina. Apalagi Amerika baru saja melarang impor minyak dari Rusia sebagai sanksi atas invasinya ke Ukraina.

Amerika bisa dibilang kembali menjilat ludahnya sendiri saat mendekati Arab Saudi.

Presiden Rusia Vladimir Putin.
Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca Juga: Bukan Cuma Nuklir, Ini Daftar Senjata Mematikan Rusia Lainnya, Pantas Amerika & NATO Merinding Digertak Putin!

Pasalnya, Joe Biden saat kampanye kepresidenan menyebut Arab Saudi sebagai negara pariah dengan nilai penebusan sosial yang sangat sedikit di pemerintahannya saat ini.

Tapi sekarang, dengan harga minyak yang akan melambung di AS, Arab Saudi dan negara teluk lainnya jadi sangat penting bagi AS layaknya Iran.

Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman (MBS) dikabarkan menolak panggilan telepon AS.

Hal yang sama dilakukan Sheikh Mohammed bin Zayed al Nahyan (MBZ) dari UEA yang juga menolak AS.

Amerika meminta pada kedua pemimpin tersebut untuk berbicara dengan Biden dalam beberapa pekan terakhir.

Baca Juga: 'DOR!' Vitaly Gerasimov, Jenderal Ahli Perang Andalan Rusia Tewas, Vladimir Putin Syok! 9 Jenderal Gugur

“Ada beberapa harapan dari panggilan telepon, tetapi itu tidak terjadi,” kata seorang pejabat AS yang bermaksud melakukan panggilan kepada MBS.

Sebelumnya, baik MBS maupun Sheikh Mohammed menerima telepon dari Presiden Rusia, Vladimir Putin pekan lalu menurut laporan WSJ.

Di bawah pemerintahan Donald Trump, hubungan antara AS dan Arab Saudi berkembang pesat. Sementara UEA menormalkan hubungan dengan Israel yang ditengahi oleh pemerintahan yang sama.

Sedangkan di pemerintahan Biden, AS malah mendesak untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir dengan Iran.

AS juga telah menghapus Houthi yang didukung Iran dari daftar teror negara.

Kesepakatan ini membuat Saudi dan UEA marah karena menjadi sasaran Houthi dalam beberapa pekan terakhir.

Presiden Ukraina, Zelenskiy, mengecam tindakan Rusia yang tlah menjatuhkan bom di rumah sakit anak-anak dan bersalin.
Presiden Ukraina, Zelenskiy, mengecam tindakan Rusia yang tlah menjatuhkan bom di rumah sakit anak-anak dan bersalin. Militer Ukraina/Handout via REUTERS

Baca Juga: TEKANAN BARU Vladimir Putin, Senjata Canggih Tapi Sejumlah Tentara Mau Mundur, Imbas Pembantaian Tentara Rusia

Sekarang, AS mengemis kepada Arab Saudi dan UEA untuk menebus hilangnya pasokan minyak dari Rusia.

Namun, kedua negara menolak untuk memompa lebih banyak minyak dan malah akan tetap mengikuti protokol OPEC.

Beberapa hari yang lalu, Amerika Serikat (AS) mengirim delegasi ke Caracas, Venezuela untuk bertemu dengan Nicolas Maduro.

Washington ingin agar Venezuela dapat kembali memasok minyak ke Amerika setelah tidak lagi bergantung pada Rusia.

Mereka juga berharap dapat menjauhkan pemerintahan Venezuela yang merupakan sekutu Vladimir Putin.

Mengutip JurnalPalopo.com di artikel Karma Langsung Lunas, Larang Impor BBM Rusia, Amerika Ditolak Saudi dan UEA saat Meminta Minyak , pada tahun 2019, Washington memutuskan hubungan diplomatik dengan Caracas dan menuduh pemimpin otoriter Venezuela melakukan kecurangan pemilu.

Pemerintahan Trump kemudian mencoba menggulingkan Maduro dengan menjatuhkan sanksi pada ekspor minyak.

*** (Jurnal Palopo/ Gunawan Bahruddin ) 

 

Editor: Dian Toro

Sumber: Jurnal Palopo


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah