Penghitungan dengan MABIMS ini merupakan penghitungan berdasarkan pada batasan minimal untuk terlihatnya hilal atau imkan rukyat atau visibilitas hilal.
Yang dimaksud adalah fisis hilal yang dinyatakan dengan parameter elongasi atau jarak sudut bulan dan matahari yang minimum 6,4 derajat.
Juga fisis gangguan cahaya syafak atau cahaya senja yang dinyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat.
“Pada saat Maghrib, 29 Juni 2022, di Indonesia posisi bulan sudah di atas ufuk. Artinya kriteria Wujudul Hilal telah terpenuhi. Itu sebabnya Muhammadiyah di dalam maklumatnya menyatakan 1 Dzulhijjah 1443 jatuh pada 30 Juni 2022, dan Idul Adha jatuh pada 9 Juli 2022," kata Thomas Djamaluddin, Rabu, 8 Juni 2022 seperti dikutip SeputarTangsel.com di artikel Hari Raya Idul Adha Muhammadiyah dan Pemerintah Berpotensi Beda, Ini Penjelasan BRIN
Sedangkan menurut MABIMS, hilal terlalu tipis untuk bisa mengalahkan cahaya syafak yang masih cukup kuat.
Akibatnya, hilal tidak mungkin dapat dirukyat. Secara hisab imkan rukyat atau visibilitas hilal, data itu menunjukkan bahwa 1 Dzulhijjah 1443 akan jatuh pada 1 Juli 2022 dan Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022.
Meski begitu Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa konfirmasi rukyat akan dilakukan pada 29 Juni.
Hal itu dilakukan untuk memutuskan melalui sidang itsbat awal Dzulhijjah 1443.
Libur Idul Adha 1443 hijriah pada kalender nasional Idul Adha sesuai dengan SKB yang ditetapkan pada 2021 jatuh pada 9 Juli 2022.