Kiprah Lionel Messi cs memang lama ditunggu-tunggu, berawal dari persiapan warga yang pergi ke toko roti di Buenos Aires pada pagi hari dengan mengenakan kaus biru muda dan putih untuk membeli snack yang menemani untuk menonton bola.
Gempita yel yel dan sorak terdengar di jalan-jalan di Buenos Aires saat kickoff. Pecah 'horee' pun membahana ketika Messi mencetak gol di awal permainan, dan hiruk pikuk klakson mobil menembus udara pagi.
Namun sontak berubah jadi keheningan yang merinding sejurus kemudian, karena apa yang seharusnya menjadi pertandingan mudah, kemudian berubah menjadi sulit.
Siapa sangka Arab Saudi bangkit dengan dua gol di babak kedua, dan Argentina sebagai salah satu tim favorit Piala Dunia mengalami hadangan yang berat.
“Sebenarnya, ini adalah kekecewaan, kekecewaan besar,” kata Alejandro Pintos, tukang kunci berusia 36 tahun yang membuka tokonya lebih lambat dari biasanya demi menonton laga penuh hal tak terduga ini.
“Ini adalah laga tanding yang kami tidak punya pilihan selain menang,” tambahnya.
Pintos menilai tim nasional Argentina kali ini "sangat tidak terorganisir" - sesuatu yang menurutnya sangat membuat frustrasi.
Lionel Messi pun menangkap kekecewaan suporter.