DITUDING Bikin Posko Pemenangan Dongkel Anak SBY dari Demokrat, Moeldoko Warning AHY 'Halah, Enggak Jamannya'

4 Februari 2021, 10:03 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saat memberikan keterangan terkait dirinya yang dituding ingin mengkudeta pimpinan Ketua Umum Partai Demokrat. /Pikiran Rakyat/Amir Faisol /Pikiran Rakyat/Amir Faisol

INDOTRENDS.ID - Dituding bikin posko pemenangan dongkel anak SBY dari Partai Demokrat, Moeldoko ingatkan AHY tak menebar fitnah sembarangan. "Halah, posko-posko? Enggak jamannya!" tegas Moeldoko.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko membuka suara soal dirinya dituding ingin mengkudeta kursi Ketua Umum Partai Demokrat yang saat ini dipimpin oleh Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Moeldoko lantas tidak terima setelah dirinya diisukan akan mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat untuk kepentingannya maju di Pilpres 2024 mendatang.

Kisruh kudeta ini bermula setelah AHY terang-terangan melakukan konferensi pers tentang adanya pihak eksternal yang mencoba masuk ke internal partainya.

Kader Demokrat Andie Arif mengonfirmasi kalau pihak eksternal atau pejabat tinggi Istana yang ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat itu adalah Moeldoko.

Selain Andi Arief, kader Partai Demokrat lainnya Herman Khaeron juga mengonfirmasi kalau isu pengambilalihan kepemimpinan Ketua Umum Partainya semakin santer dibicarakan di internal partainya setelah mendapatkan laporan dari DPD dan DPC.

Menanggapi hal ini Moeldoko mengonfirmasi kalau dirinya memang sempat melakukan pertemuan dengan sejumlah kader Partai Demokrat.

Baca Juga: Isu 4 Fraksi Demokrat Dukung Moeldoko Dongkel AHY dari Kepemimpinan Partainya SBY, Ferdinand: Cemaskan Drama

Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) berjalan usai memberikan keterangan pers di kantor DPP Partai Demokrat , Jakarta, Senin (1/2/2021). AHY menyampaikan adanya upaya pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat secara paksa, di mana gerakan itu melibatkan pejabat penting pemerintahan, yang secara fungsional berada di dalam lingkaran kekuasaan terdekat dengan Presiden Joko Widodo. /MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA FOTO

Namun Moeldoko tidak memberikan keterangan lebih spesifik pertemuan itu membahas tentang apa.

Namun pembahasan dalam pertemuan itu menyinggung soal masalah internal Partai Demokrat.

Mengenai dirinya yang dituding ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat, Moeldoko menyebutkan Informasi tersebut merupakan fitnah.

Alhasil dirinya, mengingatkan kepada putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu agar lebih hati-hati.

"Hati-hati jangan sampai memfitnah. Saya sudah ingatkan itu," kata Moeldoko, IndoTrends.id kutip dari Pikiran-Rakyat.com yang menemui di kediamannya, Rabu, 3 Februari 2021.

Selain itu, Moeldoko menyebutkan, mengenai tudingan dirinya telah mendirikan sejumlah posko pemenanganan, merupakan persepsi yang sengaja dikembangkan.

Menurut Moeldoko, apa yang dilakukan AHY ini terkesan hanya mencari simpatik publik.

"Halah Posko Posko. Ini persepsi yang dikembangkan itu janganlah hal-hal yang seperti itu jangan terus membangun hal-hal yang seperti itu, menarik simpatik orang lain. Halah enggak jamannya," tuturnya.

AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat Twitter Ossy Dermawan

Baca Juga: Setelah Bantah Ikut Kudeta AHY di Partainya SBY, Mahfud MD Tiba-tiba Terima Kasih ke Ridwan Kamil, Maksudnya?

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bersurat ke Presiden Jokowi tentang adanya pejabat tinggi di Istana yang ingin mengambil alih kepemimpinan di partainya.

AHY belum menyebutkan secara terang-terangan siapa pejabat negara yang dimaksud.

Namun Kepala Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief menegaskan kalau pejabat yang dimaksud adalah Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

Herman Khaeron menyampaikan sampai saat ini partainya terus menunggu surat balasan dari Presiden Jokowi.

Surat balasan itu kata dia menjadi penting lantaran ada pejabat tinggi di lingkaran Presiden Jokowi yang berusaha mengambilalih kepemimpinan Partai Demokrat.

"Pasti dong, itu kan di bawah Presiden Jokowi sehingga Presiden Jokowi bisa memanggil mereka dan kemudian dikonfirmasi dan diklarifikasi. Itu yang kami tunggu saat ini," ungkapnya.***

 

Editor: Dian Toro

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler