Sindir Jokowi dan Gibran? Singgung Nepotisme, Anies Baswedan: Negara Ini Bukan Milik Satu Dua Keluarga

29 Oktober 2023, 08:54 WIB
Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar. /Twitter @cakiminow

INDOTRENDS.ID - Sindir Jokowi dan Gibran? Singgung Nepotisme, Anies Baswedan: Negara Ini Bukan Milik Satu Dua Keluarga ...

Pertanyaan soal apakah Anies Baswedan sedang menyindir Jokowi itu ramai dibahas di media sosial walau Anies Baswedan tidak menyebut nama secara jelas 

Namun sebagian netizen menyebut hal tersebut sah-sah saja, apalagi Calon Presiden dari Koalisi Perubahan itu tidak menyebut nama secara definitif.

Berawal dari kontek Calon presiden (capres) Anies Baswedan yang menegaskan bahwa Indonesia merupakan negara milik rakyat, bukan dimiliki oleh satu atau dua keluarga.

"Bapak ibu, kita ingin tidak nepotisme hidup di negeri ini lagi?" ujar Anies dalam sambutannya di kawasan GDC, Depok pada Sabtu, 28 Oktober 2023.

Massa pun lantas menyahutkan jawaban 'tidak' atas pertanyaan Anies itu.

Bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan.

"Negara ini adalah milik seluruh rakyat Indonesia, bukan milik satu dua keluarga. Betul tidak? Kita bekerja untuk mengembalikan itu semua," katanya.

Anies mengatakan, dirinya berkomitmen untuk mengembalikan kewarasan dan etika dalam bernegara.

"Dulu para pendiri republik ini, mereka orang-orang yang terdidik, mereka memiliki semua kelebihan, tapi mereka mendirikan republik bukan untuk keluarga, mereka mendirikan republik untuk seluruh anak Indonesia. Setuju itu dikembalikan?" ujar Anies.

Sindir Gibran?
Muncul spekulasi yang menduga pernyataan Anies itu ditujukan untuk pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming. Sebagaimana diketahui, Gibran merupakan putra sulung dari Presiden Jokowi.

Langkah Gibran ke panggung Pilpres 2024 kian mulus setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah syarat batas usia capres-cawapres menjadi 40 tahun atau memiliki pengalaman sebagai kepala daerah.

Terkait pernyataan Anies, Politikus Partai Golkar Nusron Wahid menilai bahwa negara memang semestinya dimiliki oleh rakyat. Namun, dia menilai tak ada salahnya jika rakyat menginginkan penerus untuk menggantikan pemimpin yang benar.

"Dari dulu negeri ini memang milik rakyat, yang berdaulat rakyat. Tapi yang memilih pemimpin juga rakyat. Kalau pemimpinnya benar, dapat memajukan bangsa, menyejahterakan rakyat, terus rakyat minta dilanjutkan sama penerusnya, apa rakyat disalahkan?" ujarnya kepada wartawan.

***

Diolah dari berita Pikiran Rakyat 

Editor: Dian Toro

Tags

Terkini

Terpopuler