Network
INDOTRENDS.ID - Tanpa Rizieq Shihab yang masuk penjara, begini strategi Anies Baswedan cari dukungan politik baru jelang Pilpres 2024 menurut Ade Armando .
Ya, meski masih 2 tahun lagi, Anies Baswedan sudah lakukan antisipasi dini mencari dukungan politik.
Apalagi basis dukungan dari Rizieq Shihab dan kelompoknya dianggap sudah tamat, seiring dengan kasus-kasus hukum yang menjeratnya.
Safari politik Gubernur DKI Jakarta saat ini, Anies Baswedan agaknya sudah dimulai untuk menjajaki putaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Anies Baswedan mulai terlihat menapaki perjalanan politiknya menuju Pilpres 2024 dengan memburu restu dari tokoh publik yang diyakini memiliki pengaruh besar.
Jejak politik Anies Baswedan menuju Pilpres 2024 itu dikabarkan terseok tanpa kehadiran Habib Rizieq Shihab yang kerap disebut sahabat.
Dilansir Ringtimesbanyuwangi.com dari kanal Youtube Cokro TV pada 7 Mei 2021, sosok Habib Rizieq Shihab yang harus menjalani persidangan membuat tapak Anies Baswedan melangkah menuju putaran Pilpres 2024 tak berjalan semudah yang dibayangkan.
Menurut Ade Armando, Anies Baswedan tak akan bisa mengandalkan kehadiran Habib Rizieq Shihab karena hampir dipastikan Eks Ketua FPI tersebut mengakhiri kasusnya di penjara.
“Dulu kemenangan Anies pada pemilihan di DKI 2017 sangat ditentukan oleh kehadiran Rizieq bersama gerombolannya,” kata Ade Armando sebgaaimana dikutip Ringtimesbanyuwangi.com dari Cokro TV.
Menurutnya, saat itu Habib Rizieq Shihab bersama pengikutnya aktif mengkampanyekan Anies Baswedan hingga menjatuhkan lawan terkuat yakni Ahok.
“Bisa dimaklumi, saat kepulangan Habib Rizieq dari Saudi, salah satu tokoh yang menemuinya adalah Anies,” katanya.
Keharusan Anies Baswedan turun dari kursi Gubernur DKI Jakarta tahun depan membuatnya melakukan safari politik menuju Pilpres 2024 tanpa ditemani Habib Rizieq Shihab seperti tahun 2017 lalu.
“Dia punya waktu tinggal 2 tahun, karena itulah Anies tampaknya memilih bergerak sejak sekarang,” ungkapnya.
Anies Baswedan sempat melakukan perjalanan ke daerah Jawa Timur pada April 2011 dengan berbagai alasan.
“Alasannya misalnya mau menjamin ketersediaan beras menjelang lebaran, tapi kita maklumi saja, daerah itu merupakan lumbung suara dalam Pemilu,” tegas Ade.*** (Indah Permata Hati/ Ringtimes Banyuwangi )
