Pertemuan tersebut juga merupakan bagian dari upaya Amerika Serikat dan China untuk mempertahankan hubungan baik dan mengelola persaingan antara 2 ekonomi terbesar dunia tersebut.
Amerika Serikat dan sekutunya telah memberlakukan sanksi besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia dan melarang impor energinya.
Menghadapi sanksi tersebut, Rusia mengatakan bahwa negaranya akan mengandalkan China untuk membantunya menahan pukulan terhadap ekonominya dari sanksi Barat yang dikatakan telah membekukan hampir setengah dari cadangan emas dan mata uang asingnya.
Presiden China, Xi Jinping telah menyatakan prihatin tentang dampak sanksi terhadap keuangan global, pasokan energi, transportasi dan rantai pasokan. Sanksi Barat juga membatasi China untuk membeli minyak Rusia.
Di samping itu, China sebagai mitra dagang utama Rusia juga telah menolak menyebut tindakan Rusia sebagai invasi.
*** (Hilmy Farhan/Pikiran Rakyat)