"Dia disambut di Malaysia. Dia disambut di Brunei. Dia disambut di negara-negara Asia Tenggara. Tapi, negara bernama Singapura mengusir dan menolaknya tanpa alasan khusus. Tuhan Maha Besar," teriaknya kepada massa.
Dilaporkan The Straits Times, juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA) mengatakan aksi protes pendukung UAS di sekitar Kedubes Singapura Jakarta dan Konsulat Jendral di Medan telah dijaga oleh kepolisian Indonesia.
"Pemerintah Singapura memantau dengan cermat situasi di misi luar negeri kami di Indonesia," kata pernyataan tersebut.
Setelah ramainya pemberitaan UAS ditolak Singapura, Kementerian Dalam Negeri Singapura mengeluarkan pernyataan.
"Pemerintah Singapura memandang serius setiap orang yang menganjurkan kekerasan dan atau mendukung ajaran ekstremis dan segregasi," kata juru bicara MFA.
Di Jakarta, kerumunan sekitar 50 pria dan wanita, dengan beberapa memegang spanduk, melakukan protes di depan Kedutaan Besar Singapura di tengah hujan lebat.
Salah satu spanduk mereka berbunyi: "Hentikan Islamofobia. Singapura minta maaf dalam waktu 2x24 jam kepada rakyat Indonesia. Jangan ganggu ulama kami." Ulama mengacu pada seorang cendekiawan Muslim.
Klarifikasi Abdul Somad Soal Ekstremis