Network
Selanjutnya, pada 23 Februari 2005, ia menjabat sebagai Kepala Satuan III/Umum Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, dan kemudian menduduki jabatan Kepala Kepolisian Resor Kebumen pada 15 Juni 2006, serta Kepala Kepolisian Resor Brebes pada 14 Juni 2007.
Prestasi Firli Bahuri semakin gemilang, terbukti dengan penunjukannya sebagai Wakil Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat pada 17 Oktober 2009. Ia kemudian dipercayakan sebagai Penyidik Utama Tingkat III Direktorat I/Keamanan dan Transnasional Badan Reserse Kriminal Polri pada 19 Mei 2010.
Peran strategis Firli Bahuri semakin berkembang, dan pada 19 Oktober 2011, ia mengetuai Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah. Dalam perjalanannya, Firli Bahuri memiliki pengalaman sebagai Ajudan Wakil Presiden RI sejak 3 September 2012 dan sebagai Wakil Kepala Kepolisian Daerah Banten sejak 27 Agustus 2014.
Puncak dari perjalanannya adalah jabatan sebagai Kepala Biro Pengendalian Operasi Staf Operasi Polri pada 31 Desember 2015, yang menjadi landasan untuk terus berkiprah dalam lingkup kepolisian.
Kepolisian: 2016 - Sekarang
- Wakil Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah (12—12—2016)
- Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat (03—02—2017)
- Deputi Penindakan KPK[9] (08—04—2018)
- Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (20—06—2019)
- Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri (08—11—2019)
- Analis Kebijakan Utama Baharkam Polri (06—12—2019)
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (2019—sekarang)
Kesimpulan: Profil Firli Bahuri yang Kontroversial
Profil Firli Bahuri sebagai seorang polisi yang merangkap jabatan hingga menjadi Ketua KPK menggambarkan perjalanan karir yang panjang. Namun, kehadirannya dalam kasus pemerasan mengguncang fondasi kepercayaan publik terhadap institusi antikorupsi.
Bagaimana perjalanan karir dan nasib Firli Bahuri selanjutnya? Kita nantikan saja sambil terus mengikuti perkembangan kasus ini.
*** (Rangga Putra/Zona Surabaya Raya)
