Dan ternyata ada 9 persen persen yang akan menerima dan memilih sesuai dengan kehendak pemberi uang.
M. Salman Ramadhani, Direktur Jaringan survei Pemuda Pelajar (JSPP) mengatakan, dengan adanya potret realita pemilih jelang 2024 tersebut para kandidat perlu memiliki inovasi strategi agar pemilih berubah pikiran. Pasalnya lebih dari 65 persen pemilih mantap dengan pilihan mereka.
"Tapi ketika ditanya kembali mereka bakal merubah pilihannya dari hasil diskusi dari kandidat, pengaruh keluarga, isu negatif," ujarnya dalam jumpa pers survei dengan tema: Potret Partisipasi Politik Masyarakat Jawa Barat Menjelang Pemilu Serentak 2024, pertengahan November 2023 lalu.
Menurut dia, jika tim sukses ingin menggeser kemantapan calon pemilih maka dapat mempertimbangkan alasan-alasan pemilih mengubah pilihan mereka.
Direktur Ragaplasma Research Romdin Ahzhar menambahkan, survei digelar pada 1-12 November 2023 dengan melibatkan 1.000 responden yang dipilih
Metode survei dilakukan wawancara secara tatap muka. Adapun margin of error survei sekira 3,16 persen dengan tingkat kepercayaan survei 95 persen.
"Tujuan survei adalah mengukur pengetahuan masyarakat terhadap pelaksanaan Pemilu Serentak, mengetahui preferensi masyarakat Jawa Barat dalam menentukan pilihan," katanya pada kesempatan yang sama.
Lalu melalui survei tersebut untuk mengetahui akses media informasi terkait Pemilu, mengevaluasi kinerja Pemerintah Pusat menurut persepsi masyarakat Jawa Barat, mengetahui partisipasi politik masyarakat Jawa Barat menjelang Pemilu Serentak 2024, serta mengetahui partisipasi politik masyarakat Jawa Barat dalam permasalahan/isu regional Jawa Barat.
*** (Novianti Nurulliah/Pikiran Rakyat)