Apakah Politik Uang Sebelum Pemilu 14 Februari 2024' Ampuh Mempengaruhi Pemilih? Survei: 65 Persen Tidak!

- 14 Februari 2024, 01:00 WIB
Apakah 'Serangan Fajar' Sebelum Pemilu 14 Februari 2024' Ampuh Mempengaruhi Pemilih? Hasil Survei JSPP: 65 Persen Tidak Terpengaruh!
Apakah 'Serangan Fajar' Sebelum Pemilu 14 Februari 2024' Ampuh Mempengaruhi Pemilih? Hasil Survei JSPP: 65 Persen Tidak Terpengaruh! /Foto : dok. Bawaslu Kulonprogo

INDOTRENDS.ID - Apakah 'Serangan Fajar' Sebelum Pemilu 14 Februari 2024' Ampuh Mempengaruhi Pemilih? Hasil Survei JSPP: 65 Persen Tidak Terpengaruh!

Pelajari betul fakta hasil survei terbaru tentang ampuh tidaknya politik uang dan serangan  fajar dalam mempengaruhi sikap pemilih menentukan hak suaranya.

Agar yang punya uang banyak pikir-pikir lagi, agar tidak buang-buang duit lalu berujung kekalahan yang menyakitkan!

Ilustrasi: Jaringan Survei Pemuda Pelajar bekerja sama dengan Ragaplasma Research ungkap lebih dari 65 persen responden tidak terpengaruh politik uang
Ilustrasi: Jaringan Survei Pemuda Pelajar bekerja sama dengan Ragaplasma Research ungkap lebih dari 65 persen responden tidak terpengaruh politik uang

 

Menurut hasil survei terbaru, praktik politik uang sepertinya jangan menjadi kuncian akhir bagi mereka yang akan maju dalam kontestasi Pemilu, Pemilihan Presiden, maupun Pilkada Serentak 2024.

Berdasarkan hasil penelitian Jaringan Survei Pemuda Pelajar (JSPP) bekerja sama dengan Ragaplasma Research, dari 1.000 responden 65,60 persen mengaku, uang tidak akan memengaruhi pilihan mereka.

TOLAK MONEY POLITIC
TOLAK MONEY POLITIC

Jika ada pasangan atau tim sukses yang memberikan uang pun sebanyak 56,30 persen akan menerima uang tersebut, tapi mereka akan memilih sesuai dengan pilihan mereka sendiri. Lalu ada 21,80 persen yang akan menolak pemberian uang tersebut.

Dan ternyata ada 9 persen persen yang akan menerima dan memilih sesuai dengan kehendak pemberi uang.

M. Salman Ramadhani, Direktur Jaringan survei Pemuda Pelajar (JSPP) mengatakan, dengan adanya potret realita pemilih jelang 2024 tersebut para kandidat perlu memiliki inovasi strategi agar pemilih berubah pikiran. Pasalnya lebih dari 65 persen pemilih mantap dengan pilihan mereka.

"Tapi ketika ditanya kembali mereka bakal merubah pilihannya dari hasil diskusi dari kandidat, pengaruh keluarga, isu negatif," ujarnya dalam jumpa pers survei dengan tema: Potret Partisipasi Politik Masyarakat Jawa Barat Menjelang Pemilu Serentak 2024, pertengahan November 2023 lalu.

Menurut dia, jika tim sukses ingin menggeser kemantapan calon pemilih maka dapat mempertimbangkan alasan-alasan pemilih mengubah pilihan mereka.

Ilustrasi penyaluran hak suara coblosan Pilkada Serentak di TPS
Ilustrasi penyaluran hak suara coblosan Pilkada Serentak di TPS antara

Direktur Ragaplasma Research Romdin Ahzhar menambahkan, survei digelar pada 1-12 November 2023 dengan melibatkan 1.000 responden yang dipilih

Metode survei dilakukan wawancara secara tatap muka. Adapun margin of error survei sekira 3,16 persen dengan tingkat kepercayaan survei 95 persen.

"Tujuan survei adalah mengukur pengetahuan masyarakat terhadap pelaksanaan Pemilu Serentak, mengetahui preferensi masyarakat Jawa Barat dalam menentukan pilihan," katanya pada kesempatan yang sama.

Lalu melalui survei tersebut untuk mengetahui akses media informasi terkait Pemilu, mengevaluasi kinerja Pemerintah Pusat menurut persepsi masyarakat Jawa Barat, mengetahui partisipasi politik masyarakat Jawa Barat menjelang Pemilu Serentak 2024, serta mengetahui partisipasi politik masyarakat Jawa Barat dalam permasalahan/isu regional Jawa Barat.

*** (Novianti Nurulliah/Pikiran Rakyat)

Berita diolah dari sumber artikel di pikiran-rakyat.com

Editor: Dian Toro

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah