INDOTRENDS.ID - Inilah sosok Yang Qian, penembak putri asal China yang meraih medali emas pertama Olimpiade Tokyo 2020.
Yang Qian mengaku syok mendapatkan medali emas pertama.
Padahal ia merasa gugup menghadapi kompetisi ini, apalagi melihat para pesaingnya berat-berat.
"Sulit dipercaya, saya benar-benar gugup," kata Yang Qian.
Medali emas pertama Olimpiade Tokyo 2020 diraih oleh atlet menembak asal China, Yang Qian.
Yang Qian berhasil meraih medali emas pertama di Olimpiade Tokyo 2020 melalui cabang menembak di kelas senapan angin 10 m putri.
Atlet berusia 21 tahun itu berhasil mengungguli Anastasia Galashina dari tim Komite Olimpiade Rusia (ROC) setelah tembakan dari Galashina meleset dari dua ring tengah, dan hanya mencetak 8,9 poin di tembakan terakhirnya.
Sementara Yang Qian berhasil mencetak 9,8 poin pada tembakan terakhirnya sekaligus mencetak rekor Olimpiade dengan skor 251,8 poin.
Galashina berada di posisi kedua dengan raihan skor 251,1 poin, sedangkan di posisi tiga ada Nina Christen dari Swiss dengan meraih skor 230,6 poin.
Yang Qian mengaku sangat gugup dan tidak percaya berada di podium pertama, namun dirinya cukup senang karena berhasil menjadi atlet peraih medali emas pertama di Olimpiade Tokyo 2020.
“Sulit dipercaya bahwa saya bisa berada di sini. Saya benar-benar gugup. Persaingannya sangat ketat, tetapi saya sangat senang bisa menang,” kata Yang Qian.
Yang Qian merasa cukup bangga karena berhasil mempersembahkan medali emas untuk negaranya.
“Saya sangat senang bahwa medali emas ini adalah hadiah untuk negara saya. Saya sangat bangga," ujar Yang.
Menurut pengakuan Yang Qian, seperti dikutip IndoTrends.ID dari Seputar Tangsel dalam artikel Penembak putri Asal China Raih Medali Emas Pertama di Olimpiade Tokyo 2020 yang melansir dari situs resmi Olimpiade, dirinya tidak terlalu banyak berpikir selama pertandingan berlangsung karena dirinya merasa sangat gugup.
Untuk mengatasi rasa kegugupannya, Yang Qian mencoba untuk menjadi diri sendiri serta mengendalikan emosinya dan tetap berkonsentrasi penuh.
“Saya tidak terlalu banyak berpikir selama pertandingan karena saya sangat gugup dan jantung saya berdetak sangat cepat, jadi saya hanya berusaha menjadi diri sendiri dan mengendalikan emosi, Konsentrasi saja untuk menjadi diri sendiri,” ungkap Yang Qian. *** (Dwi Novianto/Seputar Tangsel)