Saipul Jamil Ditunjuk KPI Edukasi Bahaya Pedofilia Mengingatkan Kita Pada Zaskia Gotik Jadi Duta Pancasila

13 September 2021, 11:53 WIB
KPI Izinkan Saipul Jamil Tampil di Televisi, Netizen : Predator Mengedukasi Pedofil? /

INDOTRENDS.ID -  Berita seputar KPI Pusat yang membolehkan Saipul Jamil kembali ke layar kaca menjadi perbincangan banyak kalangan. Argumentasi pro - kontra berseliweran di media sosial baik netizen dan juga para tokoh  negeri ini.

Ada yang sedih, marah, gemes merasa heran, bahkan ada pula yang menjadikannya bahan tertawaan. Tak sedikit juga yang setuju dengan keputusan KPI tersebut, mengingat konsekuensi hukum sudah selesai dijalani oleh Saipul Jamil.

Baca Juga: SAIPUL JAMIL BEBAS Disambut Meriah Laksana Peraih Emas Olimpiade Oleh Penggemar Begini Reaksi Para Pakar

Persoalan hukum memang sudah selesai, namun konsekuensi sosial khan belum, itu terserah masyarakat dan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Kapan selesainya (hukuman sosial ini) juga apa kata masyarakat. Atau jangan-jangan memang masyarakat sudah abai soal nilai-nilai ini, lanjut mereka dimedsos.

Yang lebih tajam menjadikan polemik adalah dalih pembolehan Saipul Jamil kembali ke panggung oleh KPI, yaitu untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya pelecehan seksual, apalagi pada anak-anak.

"Kita mengecam glorifikasinya, nggak boleh. Yang kedua, dia bisa tampil untuk kepentingan edukasi," kata Ketua KPI Pusat Agung Suprio di Podcast Deddy Corbuzier. Hal ini sesuai dengan surat edaran yang telah dikirimkan oleh KPI pada lembaga penyiaran seperti televisi.

Benarkah Saipul Jamil kelak akan melakukan (edukasi) itu dalam setiap kali naik panggung atau tampil dilayar kaca? 

Baca Juga: TERUNGKAP! Alasan Cinta Laura Enggan Lahirkan Anak: Dunia Sudah Penuh Sesak Manusia, Banyak Anak Terlantar

Cinta Laura Kiehl Kanal YouTube AH

Dari sisi Saipul Jamil, tentu saja itu beban psikologis yang sangat berat baginya, karena kasus hukum yang menimpanya bukanlah kasus hukum biasa, tapi kasus yang menyangkut moralitas, hati nurani dan rasa malu yang dalam. Bahkan tekanan psikologis dan rasa malunya mungkin akan lebih berat, dibanding misalnya mantan kasus narkoba atau kasus hukum lainnya.

Sedang dari sisi korban dan juga masyarakat umum lainnya yang bersimpati kepada korban, hal ini akan semakin menjadikan muak menonton tayangannya, dan membuka lagi luka trauma dalam yang mungkin baru saja mengering.

Salah satu yang berkomentar soal ini adalah Tompi, seorang musisi dan dokter bedah plastik kenamaan.

Tompi mengaku kecewa dengan sikap KPI yang dinilai loyo dan kurang sensitif terhadap isu-isu sensitif seperti ini.

Tompi juga merasa heran mengapa para petinggi di KPI yang notabene paham dengan efek penyiaran malah menetapkan ide konyol seperti itu.

"Edukasi bahaya pelecehan seks di bawah umur oleh pelakunya. Ini ide kira-kira ilhamnya dari mana?," kata Tompi dalam cuitannya di akun Twitter @dr_tompi.

Dokter Tompi kesel banyak lubang di jalan Tol Jakarta - Bandung Instagram/@dr_tompi

Pertanyaan yang dilempar oleh Tompi melalui cuitan twitternya ini mengingatkan kita pada kasus artis pedangdut Zaskia Gotik pada 2016 lalu, yang karena dianggap menghina lambang negara, lalu oleh salah satu anggota DPR malah diangkat menjadi duta Pancasila.

Baca Juga: Lama Cerai, Dewi Perssik Anggap Saipul Jamil Sebagai Kakaknya Sendiri, Namun Ini Pendapatnya Soal Aldi Taher

Mungkin dua kasus ini tidak ada kaitannya, namun ternyata itu adalah pola pikir lama yang sudah pernah terjadi sebelumnya.

Selain Tompi, ada artis Cinta Laura, Ernest Prakasa, Marion Jola, Dr.Tirta dan sebagainya juga sempat komentar serupa, menyayangkan keputusan KPI ini.

Cinta Laura misalnya, menentang keras adanya glorifikasi dan izin tampil Saipul Jamil di layar kaca, dengan alasan mementingkan rasa trauma korban pelecehan seksual..

Cinta Laura juga menyarankan kebiasaan menormalisasi hal seperti ini (menerima hal ini sebagai kewajaran) harus cepat ditinggalkan.

Apalagi KPI sebagai piranti jaga gawang dan sekaligus filter yang bertujuan meningkatkan moral bangsa lewat segala platform penyiaran, seharusnya menjadi pihak yang paling sensitif bersikap dan menangani kasus ini.***

Editor: Rahman Dhani

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler