Jelas dia, pelayanan di rumah sakit Indonesia mahal bukan karena dirinya warga asing, melainkan karena orang Indonesia menanggung bersama soal biaya kesehatan.
Lantas dia menceritakan pengalaman saat dirinya mengalami dislokasi tulang bahu.
Saat berobat ke rumah sakit dia harus membayar biaya Rp300.000 untuk obat anti nyeri, tapi didak dilakukan pemeriksaan.
“Saya sempat dislokasi bahu, saya ke IGD rumah sakit. Enggak diapa-apain. Lantas dikasih obat, itu sudah Rp300.000. Wah luar biasa!" tuturnya.
Selain itu, dia mengaku dokter yang mendatanginya hanya mengecek kondisi dengan beberapa pertanyaan.
“Dua jam (menunggu di IGD), Dokternya ketemu saya. Dia cek, terus dokternya enggak mau kasih saya surat cuti atau libur,” bebernya.
Sayangnya sang dokter malah menuduhnya ingin bolos kuliah sehingga membuat Ivy kesal dan kecewa.*** (Rizki Laelani/Pikiran Rakyat)