Jawaban Pertanyaan: Mengapa Pria Boleh Poligami Sedang Wanita Dilarang Poliandri? Ini Kata KH Zainuddin MZ

- 20 Oktober 2022, 07:07 WIB
"Kalau suami memiliki 4 istri dan empat-empatnya hamil, maka nanti ketika semua istri melahirkan pasti jelas siapa bapak dari empat bayi yang lahir tersebut," kata KH Zainuddin MZ.  "Sedangkan bila wanita memiliki empat suami lalu dia hamil, maka ketika si jabang bayi dalam kandungan itu lahir, akan
"Kalau suami memiliki 4 istri dan empat-empatnya hamil, maka nanti ketika semua istri melahirkan pasti jelas siapa bapak dari empat bayi yang lahir tersebut," kata KH Zainuddin MZ. "Sedangkan bila wanita memiliki empat suami lalu dia hamil, maka ketika si jabang bayi dalam kandungan itu lahir, akan /Instagram.com/@irwansyah_15

INDOTRENDS.ID -  Dalam sebuah kesempatan ceramah, KH Zainuddin MZ semasa hidupnya pernah ditanya: Mengapa pria dibolehkan poligami sedangkan wanita dilarang poliandri.

Poligami adalah memiliki istri lebih dari satu. Sedangkan poliandri adalah memiliki suami lebih dari satu.

Dan jawaban KH Zainuddin disampaikan dalam nada setengah berseloroh.

"Kalau suami memiliki 4 istri dan empat-empatnya hamil, maka nanti ketika semua istri melahirkan pasti jelas siapa bapak dari empat bayi yang lahir tersebut," kata KH Zainuddin MZ.

"Sedangkan bila wanita memiliki empat suami lalu dia hamil, maka ketika si jabang bayi dalam kandungan itu lahir, akan timbul kontroversi: Bapaknya yang mana ya?" imbuh KH Zainuddin MZ.

Maksud dari penjelasan KH Zainuddin MZ adalah, larangan poliandri untuk wanita semata demi kehormatan wanita itu sendiri maupun kehormatan si bayi.

Perkara poligami yang diboleh untuk pria dan poliandri yang dilarang bagi wanita ini pertama-tama terkait dengan keimanan kepada Allah Ta'ala. Semua agama sepakat bahwa wanita tidak boleh digauli oleh selain suaminya.

Di antara agama-agama itu ada yang bersifat samawi, seperti Islam yang tidak diragukan lagi, Yahudi dan Nashrani. Keimanan kepada Allah menuntut adanya penerimaan terhadap hukum dan ajarannya.

Dialah Allah Ta'ala yang Maha Bijak dan Maha Mengetahui apa yang bermanfaat bagi manusia. Kadang kita mengetahui hikmah dari sebuah ketetapan syariat, kadang kita tidak mengetahuinya.

Halaman:

Editor: Dian Toro


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x