Shalat Tarawih Ternyata Bukan di Masa Rasulullah SAW Tapi Umar Bin Khattab, Begini Sejarah Lengkap Tarawih

- 14 April 2021, 09:16 WIB
Ilustrasi Shalat Tarawih
Ilustrasi Shalat Tarawih /Adelbayoumi/Pixabay

INDOTRENDS.ID - Ternyata Shalat Tarawih yang diamalkan pada malam Ramadhan itu dimulai bukan di masa Rasulullah.

Ternyata Shalat Tarawih dimulai di masa Umar Bin Khattab.

Makna Shalat Tarawih artinya 'istirahat.' Mengapa dinamai Shalat Tarawih dengan makna 'istirahat?'

Simak selengkapnya sejarah Shalat Tarawih, agar saat menunaikan benar-benar memahami makna dan keutamaannya.

Ramadhan 1442 H atau bulan puasa Ramadhan 2021 telah tiba, selama bulan Ramadhan dikenal oleh ummat Islam ada salah satu shalat malam yang tidak ada di bulan lain selain Ramadhan.

Baca Juga: Empat Berkah Luar Biasa Silaturahmi Menurut AA Gym, Bisa Jadi Ide Bagus Ceramah Tarawih atau Kultum Ramadhan

Baca Juga: Pilih Shalat Tarawih dan Shalat Witir di Rumah karena Pandemi? Ini Tata Cara Tarawih di Rumah dan Doanya

Shalat sunnat malam yang biasa kita sebut tarawih. Tapi sebetulnya istilah shalat tarawih belum ada pada masa Nabi.

Namun praktiknya tetap ada dahulu Nabi menyebutnya shalat malam atau qiyamul lail.

Mendirikan malam Ramadhan dengan memperbanyak shalat sangat dianjurkan karena dalam hadis disebutkan:

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه

“Barangsiapa bangun (shalat malam) di bulan Ramadan dengan iman dan ihtisab, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah mengerjakan shalat malam beberapa kali di masjid, dan sisanya di rumah.

Ini menunjukkan bahwa pengerjaan shalat malam, atau yang sekarang disebut shalat tarawih, sangat fleksibel dan disesuaikan dengan kondisi kita masing-masing.

Shalat tarawih berjamaah di masjid dengan satu imam dilakukan pertama kali pada masa Umar bin Khattab, seperti dikutip dari Mantra Sukabumi di artikel Zaman Rasul Tidak Ada Shalat Tarawih, Berikut Penjelasan Quraish Shihab Tentang Asal Usul Tarawih

Menurut Umar, alangkah baik dan bagusnya bila shalat tarawih dilakukan dalam satu masjid dengan satu imam.

Untuk mewujudkan ide ini, Umar menunjuk Ubay bin Ka’ab sebagai imam.

Dalam hadis riwayat al-Baihaqi dijelaskan jumlah rakaat shalatnya waktu itu dua puluh rakaat.

Prof. Quraish Shihab menjelaskan istilah tarawih muncul setelah masa Nabi.

Baca Juga: DAFTAR Aturan Ibadah Ramadhan 2021 di era Pandemi, dari Sholat Tarawih, Kultum, Durasi Ceramah, Batasan Bukber

Gubernur Sutarmidji dan Wali Kota Edi Rusdi Kamtono saat menunaikan Salat Tarawih di Masjid Mujahidin
Gubernur Sutarmidji dan Wali Kota Edi Rusdi Kamtono saat menunaikan Salat Tarawih di Masjid Mujahidin Warta Pontianak

Ketika shalat malam dilakukan para sahabat di masjid, dan diikuti oleh banyak ulama setelahnya.

Shalat yang mereka lakukan sangat lama, sehingga mereka butuh istirahat setelah selesai salam pada masing-masing shalat.

Karena mereka seringkali istirahat pada masing-masing shalat, akhirnya dinamai shalat ini dengan shalat tarawih. dikutip mantrasukabumi.com, dari kanal Youtube, Selasa, 13 April 2021.

Tarawih secara bahasa artinya istirahat.

Orang pada masa dulu istirahat sebentar setelah salam sebelum melanjutkan shalat berikutnya.

Dari sejarah dan makna tarawih ini, kita bisa memahami bahwa Nabi Muhammad, Sahabat, dan ulama terdahulu, melakukan shalat malam dalam waktu yang lama.

Ini menunjukkan keseriusan mereka dalam mendirikan malam Ramadhan.

Saking lama dan melelahkan, mereka istirahat setelah dua atau empat rakaat.

Dari sini bisa dipahami, shalat tarawih yang baik adalah shalat yang lama.

Aisyah pernah mengatakan, “Jangan kalian tanya berapa lama shalat Nabi."

Jadi kita tidak perlu mempermasalahkan apakah shalat tarawih yang benar itu 8 atau 20 rakaat.

Masing-masing bagus, selama mempertahankan substansi dari shalat malam itu sendiri. *** (Ivan Indrayanto/ Mantra Sukabumi ) 

 

Editor: Dian Toro

Sumber: Mantra Sukabumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x