INDOTRENDS.ID - Dampak pandemi Covid-19 memang tidak menentu terhadap iklim ekonomi, iklim jual beli dan perdagangan secara umum.
Dalam beberapa hal, pandemi Covid-19 membuat perdagangan anjlok alias terjun bebas, seperti transportasi, pariwisata dan lainnya.
Tapi di sisi perdagangan jenis lain, adanya pandemi covid-19 adalah berkah tersendiri yang menyebabkan demand (kebutuhan) meningkat tajam sehingga volume penjualan dibidang ini menjadi naik eksponensial sehingga para pedagang menangguk untung berlipat-lipat.
Namun ada yang unik, dalam hal yang satu ini, yaitu sepeda. Selama 1.5 tahun pandemi berlalu nampaknya kebutuhan masayarakat akan berolahraga berfluktuasi.
Diawal-awal pandemi, dimana setiap anggota masyarakat, bahkan pemerintah juga masih dalam posisi wait & see untuk berkegiatan diluar, berolahraga, dan beraktifitas komunal, kebutuhan sepeda anjlok total, bahkan lumpuh.
Namun setelah pandemi melewati beberapa bulan, orang mulai jenuh mengurung diri dirumah, ditambah sosialisasi pemerintah akan pentingnya olahraga untuk meningkatkan imunitas, maka tiba-tiba saja demand masyarakat untuk membeli sepeda dan gowes lagi menjadi naik sedemikian dramatis. Dimana-mana orang gowes, bersepeda sehingga angka penjualan sepeda meroket tajam, yang tentu secara hukum ekonomi pasti diikuti dengan melambungnya harga sepeda di pasaran.
Kini, nampaknya grafik kebutuhan sepeda dan berolahraga sepeda sudah melewati peak levelnya yang ditandai dengan mulai kembali lesunya pasar penjualan sepeda. Harga sepedapun mulai turun drastis.