Network
INDOTRENDS.ID - Mari introspeksi diri. Ustadz Adi Hidayat membongkar penyebab mengapa penyakit yang sudah lama diderita seseorang tak kunjung mendapat izin kesembuhan dari Allah SWT.
Mari mawas diri, barangkali ada perintah dan tuntunan yang belum kita jalankan.
Ustadz Adi Hidayat sekaligus membeberkan amalan yang sebaiknya ditunaikan mereka yang sedang mendapat kasih sayang Allah SWT lewat ujian sakit.
Ini alasan mengapa penyakit tidak kunjung disembuhkan oleh Allah menurut penjelasan Ustadz Adi Hidayat.
Setiap manusia pasti akan diuji dengan kesulitan hidup oleh Allah. Sebenarnya, manusia tidak perlu khawatir karena di balik setiap kesulitan pasti ada kemudahan dan hikmah Termasuk juga ketika diuji dengan penyakit.
Baca Juga: BACAAN Doa dan Dzikir Harian Khusus Pagi Hari, Simak Doa Rasulullah SAW Tiap Pagi Untuk Umatnya
Namun, terkadang manusia dihadapkan pada penyakit yang seolah tidak ada habisnya.
Apa sebenarnya yang menyebabkan penyakit tidak kunjung diangkat oleh Allah?
Apa doa yang bisa diamalkan agar penyakit diangkat oleh Allah?
Sebagaimana dikutip IndoTrends.Id dari Portal Jember dalam artikel berjudul Ustadz Adi Hidayat: Ini Alasan Mengapa Penyakit Tidak Kunjung Disembuhkan oleh Allah yang melansir dari unggahan akun YouTube Adi Hidayat Official, berikut alasan mengapa penyakit tidak kunjung disembuhkan oleh Allah.
Alasan mengapa penyakit tidak kunjung disembuhkan
Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan apa penyebab kesulitan hidup tidak kunjung diangkat oleh Allah.
Kesulitan hidup ini bisa berupa penyakit, masalah keuangan atau keluarga, hingga ujian yang tidak kunjung berhenti.
Ternyata, salah satu penyebabnya adalah dari diri manusia itu sendiri yang tidak mau mengakui keagungan Allah SWT.
Terkadang manusia masih sombong dan merasa mampu menghadapi masalah serta penyakit yang sedang dihadapi sendirian tanpa bantuan Allah.
Inilah yang menurut Ustadz Adi Hidayat sebagai penyebab penyakit tidak kunjung disembuhkan oleh Allah.
Karena merasa masih mampu dan sombong, maka Allah akan terus menambahkan penyakit yang lebih dari pada sebelumnya.
Sampai kapan kesulitan akan ditambah?
Ustadz Adi Hidayat mengungkapkan bahwa Allah akan menambah penyakit tersebut sampai akhirnya manusia sadar dan mengakui kehambaannya.
Oleh karena itu, Ustadz Adi Hidayat mengingatkan bahwa rahasia agar diangkat segala kesulitan serta penyakit adalah dengan kembali dan memohon kepada Allah.
Penjelasan ini terdapat dalam surat Al-An'am ayat 42.
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَآ إِلَىٰٓ أُمَمٍ مِّن قَبْلِكَ فَأَخَذْنَٰهُم بِٱلْبَأْسَآءِ وَٱلضَّرَّآءِ لَعَلَّهُمْ يَتَضَرَّعُونَ
wa laqad arsalnā ilā umamim ming qablika fa akhażnāhum bil-ba`sā`i waḍ-ḍarrā`i la’allahum yataḍarra’ụn
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri."
Melalui kesulitan hidup, Allah sedang memaksa manusia untuk tunduk kepada-Nya dan berdoa.
Namun, tidak sedikit juga manusia yang justru semakin menjauh dari Allah setelah diberi kesulitan yang banyak.
Ketika sudah mengakui jati diri sebagai hamba, maka panjatkanlah doa untuk memohon kepada Allah agar diangkat dari segala penyakit.
Salah satu doa yang dianjurkan oleh Ustadz Adi Hidayat agar kesulitan hidup berupa penyakit segera diangkat oleh Allah adalah doa Nabi Ayub.
رَبِّ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
"Robbi annii massaniyadh dhurru wa anta arhamar roohimiin."
Artinya:
"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang."
Ustadz Adi Hidayat kemudian memberikan pesan penting bahwa perlu mengimbangi doa dengan amalan yang baik dan menjauhi segala larangan Allah.
Jangan sampai doa yang diamalkan ternyata terhalang oleh dosa-dosa yang telah diperbuat.
Bagaimana bisa minta solusi kepada Allah sedangkan masih melakukan segala kegiatan yang dibenci oleh Allah. Bagaimana bisa memohon penyakit disembuhkan tapi tetap bermaksiat terhadap Allah.
Perlu menanamkan rasa malu ketika banyak permintaan kepada Allah tapi juga banyak melanggar perintah dan larangan Allah. Wallahu a’lam.*** (Farhan Alam/Portal Jember)
