INDOTRENDS.ID - Apakah bacaan tahlilan atau tahlil yang dilafalkan rame-rame banyak orang untuk orang yang meninggal dunia akan sampai dan bermanfaat pada orang wafat?
Pertanyaan ini mendapat jawaban lugas dari Buya Yahya.
Memang jawabannya bikin penasaran. Karena seolah sudah menjadi kebiasaan masyarakat muslim di Indonesia, tiap kali ada yang meninggal, lalu digelar tahlilan selama 7 hari berturut-turut dengan mengundang tetangga. Simak jawaban Buya Yahya.
Umumnya setelah orang meninggal banyak orang yang mendoakannya menggunakan bacaan tahlil atau biasa disebut tahlilan.
Biasanya tahlil tersebut dilakukan pada hari ke 3, hari ke 7, hari ke 40, hari ke 100, dan hari ke 1000 setelah kematian.
Mengenai tahlil, banyak perdebatan soal sampai atau tidaknya, bid'ah atau tidak bid'ah.
Yahya Zainul Ma’arif Jamzuri yang akrab disapa Buya Yahya, pengasuh pondok pesantren Al-Bahjah, menjelaskan pandangannya tentang tahlil, sebagaimana dilansir dari unggahan di kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Kamis, 19 Desember 2020.
Tahlil dalam bahasa fiqih adalah ihdaa'us tsawab yang artinya adalah menghadiahkan pahala, seperti membaca Al Quran dan dzikir.
Bacaan dzikir dan Al Quran tersebut, pahalanya diniatkan untuk dihadiahkan kepada orang yang sudah meninggal.
Menurut Buya Yahya, menghadiahkan pahala kepada orang meninggal, seperti tahlil bukanlah sesuatu yang batil.
Perdebatan para ulama biasanya berada pada sampai atau tidak sampai. Bukan masalah bid'ah atau tidak bid'ah.
"Dikutip dari perkataan Imam Syafi'i tidak sampai, kemudian dijelaskan lagi oleh muridnya, tidak sampai kalau tidak di alamatkan," kata Buya Yahya.
Namun, menurut Buya Yahya, kebanyakan ulama' mengatakan pahala bacaan tahlil sampai kepada orang yang meninggal.
"Adapun caranya bebas, bisa membaca Al- Ikhlas Al-Falaq, An-Naas, Al-Fatihah, Alif Lam Mim (surah Al-Baqarah ayat 1-5), ayat Kursi, dan amanar rasul," kata Buya Yahya.
Selain itu, menurut Buya Yahya, membaca Al Qur'an sampai khatam, lalu pahalanya dihadiahkan untuk orang meninggal itu juga boleh.
Pada intinya, kata Buya Yahya, kita melakukan amal baik yang pahalanya kita niatkan untuk orang yang meninggal dunia, itu sah.
Dikutip IndoTrends.ID dari Portal Jember dalam artikel Apakah Pahala Bacaan Tahlil Akan Sampai kepada Orang yang Meninggal? Ini Penjelasan Buya Yahya, terkait jumlah hari pelaksaan tahlil, Buya Yahya menjelaskan, untuk hari dibacakan tahlil bebas dan kapanpun juga bisa, tidak harus hari ke 3, 7, 40, atau 100.
Kemudian, alasan mengapa tahlil banyak dilaksanakan pada hari-hari tertentu, hal itu menurutnya dikarenakan masalah tradisi dan adat.
"Jadi masalah hari ke 3, 7, 40, 100 itu soal kebiasaan," kata buya yahya.
Selain itu, menurut Buya Yahya, masalah hari-hari yang biasa dilakukan tahlil juga ada maknanya.
Semoga bermanfaat, wallahu'alam bishawab. *** (M. Imron Fauzi/Portal Jember)