Bagaimana Mencegah dan Mengurangi Kecanduan Gadget Pada Anak, Ini kata Samanta Eslener Psikolog Anak

- 31 Maret 2022, 05:00 WIB
Ilustrasi seorang anak yang sudah kecanduan gadget .
Ilustrasi seorang anak yang sudah kecanduan gadget . /Screenshot Youtube Dunia Parenting/

IDOTRENDS.ID - Era komunikasi digital menggunakan gawai atau gadget seperti smartphone memang telah banyak berubah segalanya. Terutama sistim komunikasi sosial, interaksi antar manusia dan sendi lain dalam rangka memenuhi kehidupan hidup lainnya

Semua serba praktis, mudah dan dapat dilakukan tanpa harus keluar rumah, ketemu orang dan sebagainya.

Satu sisi tentu memberikan benefit, kelebihan, keuntungan dan banyak kemudahan.

Namun tentu juga menyisakan masalah atau efek samping terutama menjadi berkurangnya interaksi sosial, yang menjadikan kita tidak butuh untuk bertemu orang satu sama lain.

Baca Juga: HATI-HATI! 4 Anime Ini Tak Boleh Ditonton Anak-anak, Ada Adegan Tak Mendidik Buat Bocah-bocah!

Cukup dengan gawai kita bisa melakukan semua hal untuk memenuhi kebutuhan kita, yang membuat kita menjadi sangat ketergantungan pada smartphone kita.

Tidak saja pada orang dewasa, yang lebih menyedihkan adalah ketika anak-anak kita juga menjadi sangat ketergantungan dan kecanduan pada gawai atau smartphone.

Kecanduan anak terhadap gawai memiliki pengaruh buruk bagi kehidupannya kelak, untuk itu psikolog anak dan keluarga Samanta Elsener mengatakan, peran orang tua sangat penting dalam merubah kebiasaan sang anak tersebut.

Anak yang sudah terbiasa dengan gawai miliknya, bahkan cenderung tidak bisa lepas dari gawai, dinilai Samanta memiliki koneksi yang tidak baik dengan orang sekitar termasuk orang tua.

"Jadi, gawai itu pelarian anak-anak karena dia tidak mendapatkan koneksi. Sama orang tua enggak dapat, sama teman-temannya juga enggak dapat. Tapi dengan gawai, dia ada interaksi dengan game-nya, dengan tontonannya, yang membuat dia punya pertanyaan dan tertarik dengan sesuatu," kata Samanta.

Untuk itu orang tua harus membentuk hubungan yang baik dengan sang anak, agar ia bisa terlepas dari kebiasaan tersebut.

Baca Juga: Doa Membentuk Keluarga Sakinah, Bahagia Dunia dan Akhirat dan Doa Agar Anak-anak Rajin Sholat, Lengkap!

 

Menurut Samanta ada berbagai cara yang dapat dilakukan orang tua untuk untuk membangun hubungan dengan anak salah satunya dengan membacakan buku-buku yang menarik.

Sebab langkah tersebut, dinilai bisa meningkatkan rasa keingin tahuan anak, sehingga bisa membuat anak tergerak melihat ke sekitar

Ilustrasi anak sehat sosial karena interaksi yang baik dengan orang tua
Ilustrasi anak sehat sosial karena interaksi yang baik dengan orang tua

Jika anak sudah sangat sulit untuk lepas dari gawainya, maka orang tua bisa secara perlahan menarik perhatian anak dengan mengajak anak pergi keluar rumah terlebih dahulu.

"Jadi bawa ke luar rumah dulu biar dia menikmati area di luar. Lama-lama kita alihkan, misalnya 'eh, di sana ada burung, liat deh'. Jadi kita alihkan pelan-pelan supaya matanya enggak ke gawai terus.

Kalau langsung dipaksa, nanti dia antipati dengan kegiatan di luar rumah," ujar Samanta, seperti IndoTrends.id kutip dari Pikiran Rakyat.com berjudul :Anak Kecanduan Gawai?Simak Cara Menjauhkan Anak dari Gawai Menurut Psikolog Anak yang melansir dari Antara.com, Rabu 30 Maret 2022.

Baca Juga: HATI-HATI! Anak-anak Berisiko Dapat Kiriman Video, Teks atau Gambar Tak Senonoh Saat Kecanduan Gawai / Gadget

Setelah berada diluar rumah, orang tua bisa mengajak bermain anak, dengan berikan anak permainan yang sedikit menantang.

"Misalnya, nanti kalau ada rumah catnya warna merah, kita hitung, yuk, ada berapa. Jadi dikasih challenge supaya dia memperhatikan sekitarnya dia," ujar Samanta.

Setelah itu, mulai berikan batasan penggunaan gawai sesuai usianya.

Jangan lupa siapkan hadiah sebagai bentuk penghargaan kepada anak, jika ia berhasil mengurangi penggunaan gawai.Jauhkan anak dari hukuman, sebab dengan adanya hukuman sang anak malah akan merasa benci dan makin menghilang koneksi dengan orang tuanya.

"Misal dia main gawai lebih dari waktu yang disepakati, dihukum lihat tembok satu jam. Itu tidak akan membuat anak jera. Tapi, konsekuensi jika main gawai lebih dari satu jam, berarti besok tidak ada waktu main gawai tapi baca bukunya lebih banyak," ujar Samanta.*** (Dila Fitri Aulia/Pikiran Rakyat)

Editor: Rahman Dhani

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x