INDOTRENDS.ID - Data dari Badan Kesehatan Dunia WHO menunjukkan negara miskin dan berkembang mendominasi jumlah perokok dibanding negara maju.
WHO menyebutkan bahwa 80 persen perokok berasal dari negara berpenghasilan rendah (miskin) hingga menengah (negara berkembang).
Hal ini terjadi seringkali disebabkan karena adanya motif bisnis dari perusahaan rokok itu sendiri.
Dikutip IndoTrend.id dari Anadolu Agency, dijelaskan oleh WHO bahwa negara miskin dan juga menengah seringkali menjadi sasaran intervensi dan iklan perusahaan rokok.
Produsen rokok menghabiskan jutaan dolar setiap tahun untuk membayar iklan rokok justru digelontorkan ke negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Selain itu faktor pendidikan dari negara-negara tersebut juga sangat berpengaruh pada keinginan merokok.
Beberapa penelitian terdahulu menyebutkan bahwa seorang perokok memerlukan bantuan agar bisa berhenti merokok.
Temuan menjelaskan bahwa sangat sedikit konsumen rokok yang memahami risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh penggunaan tembakau.