Mengapa Bawang Putih Baik dan Bawang Merah Jahat? Ini Cerita Lengkap Dongeng Bawang Merah Bawang Putih

- 20 November 2022, 21:12 WIB
Berikut ini adalah dongeng cerita rakyat yang populer dengan judul Bawang Merah dan Bawang Putih, dilengkapi dengan pesan moral
Berikut ini adalah dongeng cerita rakyat yang populer dengan judul Bawang Merah dan Bawang Putih, dilengkapi dengan pesan moral /YouTube @dongeng kita

 


INDOTRENDS.ID - Mengapa Bawang Merah Jahat dan Bawang Putih Baik? Inilah kisah dongeng lengkap Bawang Merah dan Bawang Putih, cerita rakyat dari Jawa Tengah yang sangat populer di tanah air, lengkap dengan pesan moral.

Ambil pelajaran dan hikmah dari dongengBawang Merah dan Bawang Putih, cerita rakyat di masyarakat Indonesia ini sekaligus buat pengantar tidur anak-anak.

Kisah Bawang Merah dan Bawang Putih

Cerita ini berawal dari kisah pilu seorang gadis baik hati yang hidup dengan seorang ibu tiri dan saudara tiri.

Di sebuah desa, tinggalah seorang janda yang hidup dengan dua anak perempuannya yang memiliki wajah menawan, yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih. Ayah kandung Bawang Putih yang juga suami dari ibu Bawang Merah telah meninggal dunia, jadi Bawang Putih adalah saudara tiri dari Bawang Merah.

Bawang Merah dan Bawang Putih memiliki sifat karakter serta kepribadian yang berbeda. Bawang Putih sangat rajin, baik hati, jujur, dan rendah hati. Sementara, Bawang Merah memiliki sifat yang malas, sombong, dan iri hati.

Di setiap aktivitas sehari-hari bawang putih selalu dijadikan pembantu, diolok dan ditindas.

Hingga pada suatu hari, Bawang Putih, mencuci baju ibu tiri dan Bawang Merah di sungai. Bawang Putih tak menyadari jika sepotong kain milik ibunya hanyut di sungai. Ia pun merasa sedih, berpikir jika kain itu tidak ditemukan, ia akan disalahkan, dihukum, atau diusir dari rumah.

Karena takut kain ibunya tidak bisa ditemukan, Bawang Putih terus mencari dan berjalan di sepanjang sungai. Setiap kali ia melihat seseorang di tepi sungai, dia selalu bertanya tentang kain ibunya yang hanyut, tetapi semua orang tak melihat di mana kain itu.

Akhirnya Bawang Putih sampai ke suatu tempat di mana sungai itu mengalir ke sebuah gua. Anehnya, ia melihat ada seorang perempuan yang sangat tua di dalam gua tersebut. Bawang Putih pun bertanya pada perempuan tua itu jika ia melihat kain milik ibunya.

Perempuan tua itu tahu di mana kain itu, tapi ia memberi syarat sebelum menyerahkannya ke Bawang Putih. Syaratnya ia harus bekerja membantu perempuan itu. Karena sebelumnya ia terbiasa bekerja keras, hingga ia bersedia membantu perempuan tua itu.

Saat hari sudah sore, Bawang Putih pun mengucapkan selamat tinggal pada perempuan tua kemudian perempuan itu juga menyerahkan kain padanya. Karena kebaikan Bawang Putih, perempuan tua itu menawarkan hadiah labu.

Ada dua labu, yang satu lebih besar dari yang lain. Bawang Putih diminta untuk memilih labu yang diinginkannya. Karena Bawang Putih tidak serakah, ia memilih labu yang kecil. Setelah itu Bawang Putih kembali ke rumahnya.

Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat marah karena Bawang Putih terlambat. Bawang Putih kemudian menceritakan apa yang terjadi. Ibu tirinya masih marah karena Bawang Putih terlambat dan hanya membawa satu labu kecil. Jadi, ibunya membanting labu itu ke tanah.

“Prakk…” dan labunya pun pecah.

Tapi aneh, ternyata dalam labu ada perhiasan emas yang indah dan berkilauan. Ibu tirinya dan Bawang Merah sangat terkejut. Mereka kemudian merasa akan menjadi sangat kaya jika memiliki perhiasan yang begitu banyak.

Tetapi karena keserakahannya, mereka malah berteriak pada Bawang Putih dan membentaknya kenapa Bawang Putih tak mengambil labu yang besar. Dalam pikiran Bawang Merah dan Ibunya, jika labu yang besar diambil, pasti mereka mendapatkan lebih banyak perhiasan.

Untuk memenuhi keserakahan mereka, Bawang Merah mengikuti langkah-langkah yang diceritakan oleh Bawang Putih. Ia rela menghanyutkan kain ibunya, berjalan di sepanjang sungai, bertanya pada orang-orang dan akhirnya datang ke gua tempat perempuan tua itu tinggal.

Namun, tidak seperti Bawang Putih, Bawang Merah menolak membantu perempuan tua itu untuk bekerja dan ia bahkan dengan arogan memerintahkan perempuan tua itu untuk memberinya labu yang lebih besar.

Perempuan tua itu memenuhi permintaan Bawang Merah memberikan labu yang besar untuk Bawang Merah.

Bawang merah dengan senang hati membawa labu besar yang diberikan perempuan tua, sambil membayangkan berapa banyak perhiasan yang ia akan dapatkan.

Sekembalinya ke rumah, Ibunya pun menyambut Bawang Merah. Tidak lama setelah itu, labunya dihancurkan ke tanah.

Bukan isi perhiasan, berbagai ular berbisa yang menakutkan keluar dari dalam labu. Bawang Merah dan Ibu tiri akhirnya menyadari apa yang mereka lakukan selama ini salah, dan meminta Bawang Putih untuk memaafkan mereka.

Pesan moral :

  • Jadilah anak yang rajin mka orang lain akan menyukai Anda\aka orang lain akan menyukai anak.
  • Jangan pernah memiliki sifat yang serakah, karena akan membuat Anda tidak bahagia
  • Tetaplah selalu berbuat baik, bersikap adil dan tidak boleh iri, kejam dan dengki dengan sesama manusia.

***

Editor: Arumi Razeta


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x