INDOTRENDS.ID - Warga Negara Indonesia Muhammad Husein dari Gaza melaporkan betapa dia melewatkan malam tanpa bisa tidur gara-gara kebrutalan Israel.
Sepanjang malam dia terus dikagetkan dentuman bom dan roket Israel di jalur Gaza yang sangat keras memekak telinga.
Warga Negara Indonesia (WNI) di Gaza, Palestina, Muhammad Husein mengungkapkan bahwa pada Sabtu malam, 15 Mei 2021 merupakan malam terparah dan terpanas di Gaza selama satu pekan terakhir ini.
Bahkan, Muhammad Husein tidak tidur semalaman akibat kerasnya dentuman bom yang dilancarkan Israel.
Hal itu disampaikan Muhammad Husein melalui sambungan interaktif dalam acara "Apa Kabar Indonesia" bertajuk "Israel Bombardir Gaza" pada Minggu, 16 Mei 2021.
"Selama satu pekan terakhir, malam ini adalah malam terpanas dan terparah yang kita rasakan. Perlu diketahui, ini saya tidak tidur semalaman, karena dentuman bom-bom sangat keras, tidak jauh dari tempat saya tinggal," kata Muhammad Husein.
Hal itu diungkapkan Muhammad Husein, sebagaimana dikutip IndoTrends.ID dari PR Bekasi dalam artikel berjudul Palestina Tak Punya Fasilitas Perlindungan, Banyak Warga Gaza Meninggal di Rumah Akibat Serangan Udara Israel yang melansir dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Minggu, 16 Mei 2021.
Tak hanya itu, Muhammad Husein juga mengatakan bahwa tadi malam ada tiga keluarga yang dibantai secara brutal oleh Israel dan sampai saat ini belum bisa dievakuasi.
"Sejak tadi malam sampai dini hari tadi, ada tiga keluarga yang dibantai secara brutal. Ketiga keluarga itu masih berada di dalam reruntuhan, tercatat ada sekitar 15 jiwa, yang 10 di antaranya anak-anak dan wanita, belum sempat dievakuasi sampai sekarang, karena serangannya masih sangat masif," tutur Muhammad Husein.
Bahkan menurutnya, Palestina tidak memiliki fasilitas yang dapat memberikan perlindungan terhadap warga di Gaza, sehingga semua orang di Gaza memiliki tingkat risiko yang sama terhadap serangan Israel.
"Masalahnya, di Gaza ini tidak ada fasilitas perlindungan untuk warga. Jadi semua warga Gaza, semua orang yang tinggal di Jalur Gaza memiliki tingkat risiko yang sama. Cara terbaik untuk kita melindungi diri, paling tidak kita standby di dalam rumah," kata Muhammad Husein.
"Meskipun itu tidak menjamin, karena banyak kasus beberapa terakhir ini warga Gaza yang meninggal di dalam rumah akibat serangan udara yang tidak pandang bulu," sambungnya.
Lebih lanjut, Muhammad Husein menjelaskan bahwa pada malam tadi, jalan-jalan utama di Jalur Gaza juga dibombardir oleh Israel, guna menutup akses jalan ke Rumah Sakit yang ada di Gaza.
"Malam ini jalan-jalan utama Gaza dibombardir hingga porak-poranda, di antaranya jalan utama di depan RS Indonesia yang di jalur Gaza bagian utara, itu dibombardir dan itu satu-satunya akses untuk ambulans masuk," kata Muhammad Husein.
"Ada juga jalan-jalan ke RS Al Shifa yang merupakan pusat rujukan medis terbesar di Gaza. Memang katanya ada misi terselubung, di mana mereka berusaha menutup akses jalan ke Rumah Sakit di Gaza," sambungnya.
Tak hanya itu, Muhammad Husein menuturkan bahwa saat beredar kabar bahwa intelejen Israel tengah memburu warga yang melakukan siaran interaktif yang mengabarkan kondisi Palestina, seperti yang dia lakukan saat ini.
Namun, dirinya percaya bahwa ajal itu ditentukan oleh Allah SWT, bukan oleh roket-roket Israel.
"Iya, memang ini sudah beredar. Namun, ini adalah risiko seluruh jurnalis dan awak media untuk beroperasi di dalam Jalur Gaza. Bagi saya ini bukan pertama kali, saya sudah 10 tahun di Gaza. Dan kami meyakini bahwa ajal itu bukan ditentukan oleh roket-roket Israel, namun oleh Allah SWT," kata Muhammad Israel.*** (Rika Fitrisa/PR Bekasi)