REAKSI Yusef Salutta, Muslim Dikritik karena Jadi Tentara Zionis Israel: Saya Tak Peduli, Ini Cara Kontribusi

18 Mei 2021, 11:59 WIB
Ilustrasi tentara Israel.* //WikimediaImages/Pixabay/

INDOTRENDS.ID - Ini reaksi Yusef Salutta, seorang muslim yang banjir kritik karena jadi tentara zionis Israel.

"Saya tak peduli omongan mereka. Saya ingin berkontribusi pada negara saya," kata Yusef Salutta.

Banyak masyarakat mengira bahwa seluruh tentara Israel merupakan orang Yahudi.

Namun, penganut agama lain yang terdaftar sebagai warga negara Israel juga dibolehkan untuk menjadi tentara, salah satunya umat Muslim.

Diketahui, Islam sendiri merupakan agama terbanyak penganutnya urutan kedua di Israel dengan persentase angka 17.8 persen dari seluruh populasi di negara zionis tersebut.

Oleh karena itu, bukan hal yang aneh bila beberapa umat Muslim Israel juga mendaftar menjadi tentara.

Baca Juga: Perang Meluas! Turki Siap Habis-habisan Lindungi Palestina dari Gempuran Israel, Menlu: Saatnya Ambil Langkah

Mayoritas umat Muslim yang menjadi tentara Israel berasal dari suku Arab Badui yang tinggal di wilayah selatan Israel, tepatnya di kawasan Gurun Negev.

Sersan Yusef Salutta, salah satu Muslim yang menjadi tentara Israel mengatakan dirinya dengan sukarela bergabung karena dia merupakan warga negara Israel.

“Saya warga Israel dan saya mencintai negara ini. Saya ingin berkontribusi kepada negara saya,” katanya, sebagaiaman dikutip IndoTrends.ID dari PR Bekasi dalam artikel berjudul Banyak yang Bergabung dengan Tentara Zionis, Muslim Israel: Saya Ingin Berkontribusi untuk Negara Ini yang melansir dari Reuters.

Baca Juga: DUKUNG PALESTINA Ini 20 Link Twibbon Bingkai Foto Gratis 'Save Palestine, Save Al Aqsa' Stop Kekerasan Israel

Dirinya juga menambahkan, keluarganya juga ikut mendukung terhadap keputusan yang Yusef Salutta ambil tersebut.

Selain itu, Yusef Salutta juga siap mendapatkan kritik dari umat Muslim atas pilihannya menjadi tentara Israel.

“Saya tidak peduli dengan omongan mereka. Saya perlu menjadi bagian dari negara, menjadi seperti orang lain,” katanya.

Sementara itu, Kepala Unit Minoritas tentara Israel, Kolonel Wajdi Sarhan mengatakan orang Arab-Israel banyak yang memilih menjadi tentara untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.

Baca Juga: Nyawa Melayang di Palestina Hampir 200 Orang, Israel Terus Membombardir, Netanyahu: Masih Jauh dari Selesai

“Bagi kami orang Arab Muslim di Israel, hidup terasa lebih mudah jika mempunyai kartu anggota tentara Israel. Itu dapat membantu kita mendapatkan pelayanan masyarakat,” katanya.

Menurutnya, beberapa Arab-Israel yang memilih menjadi tentara Israel menghadapi ancaman dan pelecehan dari keluarganya di rumah serta dari sesama orang Arab-Israel.

Oleh karena itu alam beberapa kasus mereka diizinkan melakukan perjalanan atau tugas militer tanpa seragam.

“Untuk alasan keamanan, dalam kasus tertentu mereka diizinkan bertuga tanpa menggunakan seragam,” kata Wajdi Sarhan.

Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Bela Kekejaman Israel, Los Angeles, New York, Boston, Kebanjiran Demo Pro Palestina

Mengenai konflik antara Israel dan Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun, tidak diragukan lagi jika mereka diminta untuk berperang, mereka harus melakukannya.

“Saya berasumsi bahwa siapapun yang memutuskan menjadi prajurit tempur di unit seperti itu telah mempertimbangkan hal ini sebelumnya,” katanya.

Tentara Israel di perbatasan Gaza.

Berbeda dengan pandangan dua tentara tersebut, mayoritas Arab-Israel menilai hal tersebut sebagai sebuah pengkhianatan.

“Fenomena ini, kami sama sekali menolaknya,” kata Ahmad Tibi, seorang anggota parlemen Israel-Arab.

Menurutnya, mereka tidak menghormati warga Palestina yang tiap harinya terusir dari rumah mereka serta berhadapan dengan maut. 

“Apa yang dapat terlintas dalam pikiran seseorang ketika dia melayani melawan rakyatnya? Kami mencoba untuk mendidik orang bahwa ini bukanlah jalannya,” kata Ahmad Tibi, mengakhiri.*** (Rivan Muhammad/PR Bekasi)

Editor: Arumi Razeta

Sumber: PR Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler