INDOTRENDS.ID - Imbas serius Presiden Jokowi borong 42 jet tempur Rafale buatan Prancis, Australia disarankan untuk tak lagi meremehkan kekuatan militer Indonesia.
Sementara itu, Amerika Serikat dan Australia mendadak menyorot keputusan besar Indonesia tersebut dengan berusaha makin bersikap hangat, khususnya pada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Setelah Jokowi borong 42 jet tempur Rafale Prancis, Amerika Serikat seolah tak mau kalah bersaing dengan Prancis. Belum ada 24 jam kontrak pembelian jet tempur Rafale disahkan, Amerika Serikat buka peluang Indonesia borong 'barang dagangannya' ke Indonesia.
Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui potensi penjualan jet tempur F-15ID dan peralatan terkait ke Indonesia dalam kesepakatan senilai hingga 13,9 miliar dolar AS atau setara Rp199 triliun, menurut Pentagon.
Di satu satu sisi, pertahanan militer Indonesia yang semakin tangguh jadi sorotan dunia. Di sisi lain, posisi tawar Indonesia juga semakin kuat terhadap pabrikan jet tempur dunia dan persaingannya.
Seperti diketahui, Australia yang sempat bersitegang dengan Prancis gara-gara koalisi AUKUS, rupanya diam-diam mengamati Indonesia yang membeli 42 unit jet tempur Rafale.
Media Australia, Australian Defence bahkan membahas secara khusus perihal pembelian 42 unit jet tempur Rafale Prancis oleh Indonesia.