Mendirikan malam Ramadhan dengan memperbanyak shalat sangat dianjurkan karena dalam hadis disebutkan:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِه
“Barangsiapa bangun (shalat malam) di bulan Ramadan dengan iman dan ihtisab, maka diampuni baginya dosa-dosa yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah mengerjakan shalat malam beberapa kali di masjid, dan sisanya di rumah.
Ini menunjukkan bahwa pengerjaan shalat malam, atau yang sekarang disebut shalat tarawih, sangat fleksibel dan disesuaikan dengan kondisi kita masing-masing.
Shalat tarawih berjamaah di masjid dengan satu imam dilakukan pertama kali pada masa Umar bin Khattab, seperti dikutip dari Mantra Sukabumi di artikel Zaman Rasul Tidak Ada Shalat Tarawih, Berikut Penjelasan Quraish Shihab Tentang Asal Usul Tarawih
Menurut Umar, alangkah baik dan bagusnya bila shalat tarawih dilakukan dalam satu masjid dengan satu imam.
Untuk mewujudkan ide ini, Umar menunjuk Ubay bin Ka’ab sebagai imam.