Menurut Adrianus Meliala, paham tersebut pernah menyebabkan kematian massal di Guyana, Amerika Selatan pada 1978.
"Jadi mungkin mirip dengan kelompok yang mati massal di Guyana. Atau yang melakukan sesajian massal di pinggir laut dan malah disapu ombak semua. Karena kematian adalah tujuan akhir, maka mereka tidak takut," kata Adrianus.
Adrianus menduga kemungkinan keempat jasad itu memilih jalan yang tergolong ekstrem untuk kemudian mengakhiri hidup mereka meski itu kemungkinan menyakitkan.
"Mungkin ini konsepsi 'silih' yakni membuat diri menderita demi suatu kenikmatan di kemudian hari," ujar Adrianus Meliala.
***