Setelah Netanyahu dan istrinya menuntut Yair agar dia berhenti mengunggah konten di media sosial dan tidak berbicara langsung dengan anggota parlemen atau menteri, Putra Netanyahu itu bergegas pindah ke Florida.
Yair dilarang banyak bicara di medsos sebab dia ramai dituding mengobarkan ketegangan dan memperkeruh internal Israel. Dia bahkan disebut-sebut telah memperburuk keretakan diplomatik antara Israel Penjajah dengan Amerika Serikat.
Kritik mulanya muncul setelah dirinya tinggal menetap di Amerika, meskipun perang tengah berkecamuk. Yair dinilai ironi, sebab puluhan ribu warga Israel yang bukan merupakan anak petinggi justru siap kembali ke negaranya untuk bergabung dengan lebih dari 300.000 tentara cadangan.
Bantahan Benjamin Netanyahu
Dalam salah satu pernyataan terbarunya, PM Israel Penjajah Benjamin Netanyahu berulang kali menolak bertanggung jawab atas kegagalan yang menyebabkan pembantaian Hamas. Alih-alih, dirinya menyatakan bahwa hal itu akan diselidiki setelah perang.
Awal bulan ini, Netanyahu dilaporkan mengisyaratkan bahwa protes tentara cadangan terhadap undang-undang perombakan peradilan koalisinya di awal tahun mungkin menjadi faktor dalam keputusan Hamas melancarkan serangan brutal pada 7 Oktober.
Dia kemudian membantah narasi bahwa, ia mengalihkan tanggung jawab atas kegagalan pencegahan terorisme, yang menyebabkan pembantaian 1.200 orang di Israel selatan dan penculikan lebih dari 240 orang di Gaza. Netanyahu percaya, setelah perang, Israel harus menyelidiki hubungan antara “pemberontakan” di militer dan motivasi pemimpin Hamas Yahya Sinwar untuk melancarkan serangan mematikan.
Secara terpisah, Wakil Ketua Knesset Nissim Vaturi menimbulkan kegemparan karena unggahannya pada Jumat, 17 November 2023, yang menyerukan “bakar Gaza sekarang, tidak kurang!” *** (Siti Aisah Nurhalida Musthafa/Pikiran Rakyat)
Artikel ini diolah dari sumber berita di www.pikiran-rakyat.com