"Kick-off dimulai dan pertandingan berjalan aman, tanpa kericuhan sedikitpun, yang ada hanya suporter Arema saling melontarkan psywar ke arah pemain Persebaya," ungkapnya.
Menurut kesaksian Rezqi, ada beberapa kericuhan yang terjadi usai babak pertama.
Namun, kericuhan tersebut berhasil diredam aparat.
"Babak pertama selesai dan saat jeda istirahat, ada sekitar 2 sampai 3 kali kericuhan sedikit di tribun 12 dan 13, yang bisa segera diamankan oleh pihak berwenang," jelasnya.
Babak kedua dimulai, Aremania semakin gemas karena pertahanan Singo Edan digempur terus-menerus dan Persebaya mencetak golnya yang ketiga.
"Hingga peluit akhir dibunyikan Arema tidak bisa menambah golnya dan harus menerima kekalahan. Di sinilah awal mula tragedi dimulai. Setelah peluit di bunyikan, para pemain Arema tertunduk lesu dan kecewa," lanjutnya.
Pelatih dan pemain Arema mencoba menyampaikan gestur permintaan maaf.
"Di sisi lain, ada 1 orang suporter yang dari arah tribun selatan nekat masuk dan mendekati Sergio Silva dan Maringa. Terlihat sedang memberikan motivasi dan kritik kepada mereka," lanjutnya.
Kemudian ada lagi beberapa oknum yang ikut masuk untuk meluapkan kekecewaannya kepada pemain Arema.