Network
INDOTRENDS.ID - Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya Sabtu 1 Oktober 2022, akhirnya mendapat sorotan tajam media-media asing.
Salah satu media asing menyebut persaingan mematikan tim-tim besar sepak bola Indonesia telah menjadi problem atau masalah lama yang terus berulang.
Menurut sebuah media asing, insiden mematikan kerusuhan suporter sepak bola sudah sering terjadi, terbukti polisi antihuru-hara selalu banyak dilibatkan dalam mengamankan tiap laga pertandingan sepak bola di Indonesia.
Salah satu yang menyoroti adalah The Guardian dan New York. The Guardian dalam laporannya menyebutkan ada sekira 120 orang tewas dalam kerusuhan Arema FC vs Persebaya Surabaya.
"Perkelahian kabarnya dimulai saat ribuan suporter Arema berhamburan ke lapangan usai timnya kalah," tulis The Guardian.
"Pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan, namun beberapa pemain Arema yang masih berada di lapangan juga ikut diserang," tulisnya.
Di sisi lain, New York Times menyebutkan bahwa kekerasan di dunia sepak bola Indonesia adalah hal biasa dan telah menjadi masalah utama Indonesia.
"Kekerasan sepak bola telah lama menjadi masalah bagi Indonesia. Kekerasan sering kali persaingan mematikan antara tim-tim besar adalah hal biasa," tulis New York Times.
"Beberapa tim bahkan memiliki klub penggemar dengan apa yang disebut komandan, yang memimpin pasukan pendukung untuk pertandingan di seluruh Indonesia. Suar sering dilemparkan ke lapangan dan polisi antihuru-hara selalu hadir di banyak pertandingan," ujar tulisan tersebut.
