Network
"Ayo, kita semua makan opor ayam masakan nenek. Kalian pasti kangen kan sedapnya opor ayam bikinan nenek?" kata kakek.
"Pasti kakek!" jawabku. Seluruh anggota keluarga mengambil piring dan sendok. Ketupat pun dibelah-belah di piring menjadi kotak-kota kecil. Lalu disiram kuah opor ayam yang bersantan dan aromanya sungguh sedap.
Aku mengambil bagian paha ayam dan langsung menyantapnya dengan terlebih dulu membaca bacaan basmalllah. "Hmm, memang betul apa yang dibilang kakek, opor ayam masakan nenek memang enak sekali," pikirku dalam hati, sembari terus menyantap opor ayam yang bertabur bawang goreng di permukaannya itu.
Selesai makan opor ayam, aku sekeluarga menerima tamu-tamu, para tetangga terdekat yang berdatangan ke rumah, terutama untuk sungkeman dan silaturahmi bersama kakek dan nenek.
Di meja tamu yang berderet-deret itu, nenek sudah menyajikan aneka makanan ringan khas Lebaran di dalam wadah toples. Ada rengginan, madu mongso, kue bolu, kue-kue kering, keripik pisang dan sederet cemilan enak lainnya.
Minumannya es sirup segar dingin dalam kemasan. Begitu tamu-tamu pulang, aku sekeluarga pun membalas kunjungan dengan silaturahmi ke rumah-rumah tetangga, sungkeman dan mencicipi hidangan Lebaran.
Begitulah kisahku tentang asyiknya liburan Lebaran di kampung halaman kakek dan nenek. Asyiknya liburan Idul Fitri yang selalu kurindukan tiap tahun.
Liburan Lebaran dengan Pergi Piknik ke Pantai
Pada saat libur sekolah Idul Fitri kemarin saya piknik ke pantai bersama paman dan keponakan. Kami ke selatan Gudungkidul dengan menunggangi motor pada pukul 6 pagi. Perjalanannya cukup melelahkan lantaran jarak pantai dan rumah kami sekitar 20 km.
Angin di pantai berhembus membuat suasana sejuk meski terik matahari cukup menyengat saat itu. Rasa lelah pun hilang.
